Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sorong, Petrus Korisano mengatakan sekolah ini menggunakan sistem zonasi dan kebetulan mayoritas gurunya adalah perempuan.
Menurut dia, prestasi cukup banyak diperoleh sekolah dengan Akreditasi A ini. Beberapa diantaranya penghargaan Olympic Math dari Universitas Gadjah Mada di 2013-2014 dan menjadi Sekolah Adiwiyata Nasional 2015.
Kepala SD 109 Perumnas Kota Sorong Martha Kambu menyebutkan dirinya merupakan kepala sekolah ke-4 dan perempuan pertama yang memimpin sekolah dasar ini.
Sebanyak 30 guru tetap yang mengajar kebetulan perempuan, hanya satu orang guru honorer yang laki-laki mengajar 657 siswa.
SD ini juga menerapkan program Adiwiyata yang peduli tentang lingkungan hidup sejak 2013. Pada 2018, salah seorang murid terpilih menjadi duta bank sampah Kota Sorong.
Beberapa orang siswi SD Inpres 109 Perumnas Kota Sorong, Kairana Dwi Setyaningsih, Kairani Dwi Setyaningsih dan Valensya Valerin Bakarnbesi ditemui di sela-sela kegiatan diplomatic tour mengatakan terbiasa membawa botol minum plastik bekas ke bank sampah di sekolahnya.
"Nanti satu kelas akan dikasih uang untuk ditabung bersama dan disetorkan kas kelas," ujar Kairana.
Sejumlah produk daur ulang berupa sendal jepit dari kardus bekas, tas anyaman dari sedotan bekas, tempat pinsil dari botol bekas, bunga plastik dari kemasan plastik bekas, boneka dari sedotan bekas karya murid-murid SD Inpres 109 ini dipamerkan dalam rangkaian diplomatic tour yang mengangkat tema Exhibition of Women Empowerment in Land of Papua.
Pada kesempatan yang sama KPPPA menyerahkan bantuan berupa laptop dan proyektor ke SD Inpres 109 yang diwakili oleh Deputi Kesetaraan Gender KPPPA Agustina Erni.
Selain mengunjungi SD Inpres 109 Perumnas Sorong, 37 perwakilan kedutaan besar negara sahabat di Indonesia dan perwakilan organisasi internasional dunia juga mengunjungi Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Kota Sorong dan SMP 1 Negeri Sorong.
Pewarta: Virna Puspa S
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018