• Beranda
  • Berita
  • Kemenko Maritim-Unair kembangkan industri cangkang kapsul rumput laut

Kemenko Maritim-Unair kembangkan industri cangkang kapsul rumput laut

20 Juli 2018 19:41 WIB
Kemenko Maritim-Unair kembangkan industri cangkang kapsul rumput laut
Rumput Laut (ANTARA FOTO/Akbar Tado)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menggandeng Universitas Airlangga Surabaya dalam pengembangan industri cangkang kapsul dari rumput laut.

Dalam siaran pers di Jakarta, Jumat, Deputi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono menyebut Indonesia memiliki peluang besar untuk memaksimalkan pengembangan produk kelautan terutama dari bahan dasar rumput laut.

"Bahan baku rumput laut Indonesia ini sangat melimpah, dan kita merupakan produsen terbesar di dunia tetapi selama ini kita hanya mengekspor rumput laut kering saja, jadi nilai tambahnya kurang," katanya.

Selama ini, Agung menjelaskan, impor cangkang kapsul yang dilakukan oleh Indonesia masih berbahan baku dari gelatin (hewani) yang sertifikasi kehalalannya perlu dipertanyakan.

Sementara itu, lanjutnya, cangkang kapsul yang terbuat dari rumput laut tentu sudah jelas kehalalannya.

Lebih lanjut, Agung menjelaskan bahwa pengembangan industri cangkang kapsul berbahan dasar rumput laut di Indonesia sendiri secara ekonomi sudah masuk ke ranah kemitraan antara perguruan tinggi dan pelaku usaha yang menjamin bahan baku dan pasar.

Universitas Airlangga sendiri, juga sudah memiliki rintisan "teaching industry" berupa hilirisasi hasil penelitian produk.

"Sehingga pemerintah tinggal mengkoordinasikan dan mendorong tumbuhnya industri yang lebih besar untuk menggantikan bahan baku cangkang kapsul yang selama ini masih kita impor," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Universitas Airlangga Junaidi Khotib mengatakan bahwa dalam produksi dan pemasaran cangkang kapsul berbahan baku rumput laut, pihaknya sudah bermitra dengan badan industri seperti PT Kapsulindo dan PT Kappa Carageenan dalam menjamin pasokan bahan baku dan pasar produk di dalam maupun luar negeri.

"Sementara itu untuk `teaching industry` yang dibangun dan akan mampu untuk produksi pada triwulan pertama tahun 2019," ungkapnya.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018