"Kembali lagi saya sampaikan bahwa kesenjangan, kemiskinan, menjadi tantangan kita bersama," kata Presiden saat acara Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) di Jakarta, Jumat.
Kepala Negara mengatakan masalah besar di Indonesia saat ini adalah kesenjangan antar wilayah barat dan timur, juga kemiskinan antara wilayah barat dan timur.
Jokowi mencontohkan infrastruktur di Pulau Papua yang sangat minim sehingga menyebabkan distrubusi barang tidak lancar sehingga menyebabkan harga mahal.
Untuk itu, kata Presiden, diperlukan infrastruktur yang menghubungkan antar pulau dan wilayah di seluruh Indonesia sehingga kesejangan dan kemiskinan bisa teratasi.
"Infrastruktur ini penting. Sekali lagi ini bukan hanya urusan ekonomi. Negara sebesar kita dengan 17 ribu pulau kita memerlukan pelabuhan, kita memerlukan airport, kita memerlukan jalan, baik jalan biasa maupun jalan tol. Karena dari situlah sebetulnya persatuan, pemerataan, itu bisa kita berikan. Dari barat sampai ke timur, dari utara sampai ke selatan," kata Presiden.
Selanjutnya adalah membangun sumber daya manusia sehingga memiliki daya saing yang tinggi dan tidak tertinggal dengan negara lain.
"Tahun ini telah kita coba Pak Hanief (Menteri Ketenagakerjaan Hanief Dhakiri), telah mencoba tahun ini 50 Balai Latihan Kerja Komunitas di pondok pesantren. Dan saya perintahkan untuk dibangun 1.000 (balai latihan di Ponpes)," katanya.
Presiden mengatakan hampir 29 ribu pondok pesantren membutuhkan pelatihan keterampilan bagi santri karena kedepan menyongsong perubahan besar ekonomi global.
"Tidak ada kata lain bahwa investasi di bidang sumber daya manusia menjadi kunci bagi kompetisi, bagi persaingan kita dengan negara-negara lain," katanya.
Pemerintah menyadari potensi yang dimiliki lingkungan pondok pesantren di Indonesia, baik sebagai pusat penempaan SDM unggul, maupun potensi dari perekonomian umat yang ada di dalamnya.
Beberapa waktu belakangan, banyak kebijakan pemerintah ditujukan untuk lebih memberdayakan pondok pesantren.
Kepala Negara juga menyebut pembentukan Bank Wakaf Mikro di lingkungan pondok sebagai bagian dari upaya untuk memajukan ekonomi umat.
"Kita tahun ini telah membangun 40 Bank Wakaf Mikro di pondok-pondok pesantren. Tetapi kalau ini kita lihat benar bermanfaat bagi umat dan komunitas bisnis yang ada di pondok, ini juga akan kita besarkan dalam jumlah yang lebih banyak lagi," kata Presiden.
Presiden berharap pembentukan Bank Wakaf itu, Presiden berharap agar para santri di pondok pesantren dapat memanfaatkannya dan memiliki peluang yang lebih besar untuk mengembangkan diri dengan keterampilan dan keahlian di dunia kerja dan usaha.
Dengan itu diharapkan akan lahir lebih banyak SDM-SDM unggul yang mampu bersaing dari lingkungan pondok pesantren.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018