• Beranda
  • Berita
  • Studi: radiasi telepon genggam bisa perlemah kinerja ingatan pada remaja

Studi: radiasi telepon genggam bisa perlemah kinerja ingatan pada remaja

21 Juli 2018 11:59 WIB
Studi: radiasi telepon genggam bisa perlemah kinerja ingatan pada remaja
Arsip Petugas memperbaiki antena sektor penerima dan pemancar sinyal ponsel 4G milik sebuah provider di Malang, Jawa Timur, Senin (7/12/2015). Menurut penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia dan Masyarakat Telekomunikasi, semua pengguna telepon seluler di Indonesia memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi terutama Produk Domestik Bruto (PDB) yakni sebesar 5,5 persen atau sebesar Rp1,72 juta per orang per tahun. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Jenewa, Swiss (ANTARA News) - Seringnya penggunaan telepon genggam dapat mengakibatkan turunnya kinerja ingatan di bagian tertentu otak terutama akibat terpajan ladang elektromagnetik frekuensi radio (RF-EMF) selama penggunaan telepon genggam, kata beberapa peneliti.

Di dalam satu studi baru yang dilakukan oleh ilmuwan di Swiss Tropical and Public Health Institute (Swiss TPH), para peneliti mendapati bahwa apa yang disebut penampilan ingatan figural, atau kemampuan untuk mengingat bentuk-bentuk abstrak, dapat memburuk jika otak sering terpajan pada RF-EMF), lapor Xinhua.

Para peneliti memiliki data dari lebih 700 remaja dari Switzerland, yang berbahasa Jerman selama 12 bulan. Studi itu mengikuti perkembangan temuan dari studi 2015, dengan dua kali ukuran sampel dan keterangan lebih akhir mengenai penyerapan RF-EMF pada otak remaja selama jenis penggunaan piranti komunika nir-kabel yang berbeda.

Itu adalah studi epidemiologi pertama di dunia yang memperkirakan dosis gabungan RF-EMF pada remaja, kata Xinhua.

Buktinya jelas bahwa radiasi memiliki dampak penting pada separuh otak kanan, tempat ingatan figural berada, di kalangan remaja yang memegang telepon genggam di telinga kanan ketika melakukan percakapan. Pengiriman pesan teks atau "berselancar" di Internet tak memiliki dampak mencolok, kata studi tersebut.

Studi itu juga menambahkan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan pentingnya penelitian dan untuk mengeluarkan faktor lain.

Penyelidikan tersebut direncanakan disiarkan pada 23 Juli di jurnal kajian Environmental Health Perspectives.

Meskipun Swiss telah mengubah alokasi frekuensi pada 2017 untuk membersihkan jalan buat 5G, atau generasi kelima telepon genggam nir-kabel, pengeritik telah memperingatkan bahwa itu bisa buruk buat kesehatan manusia, sebab frekuensi 5G dirancang bahkan menggunakan frekuensi radio yang lebih tinggi daripada 4G.

Para peneliti dari kelompok Doctors for Environmental Protection, yang berpusat di Basel, telah memperingatkan bahwa gelombang sangat pendek 5G akan diserap oleh kulit yang sudah terpajan dampak berbahaya radiasi ultra-violet, dan 5G dapat menimbulkan resiko tambahan kanker.

(Uu.C003)

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018