"Kami berharap kirab obor Asian Games yang melewati kaldera Gunung Bromo dapat mengenalkan Gunung Bromo ke masyarakat dunia," kata Camat Sukapura Yulius Christian di Probolinggo, Sabtu.
Kirab obor (torch relay) Asian Games 2018 dimulai dimulai dari pintu masuk lautan pasir Gunung Bromo, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo yang kemudian diarak menggunakan mobil jeep diiringi pasukan kuda dengan penunggang yang menggunakan pakaian adat suku Tengger menuju Pura Luhur Poten sejauh 2 kilometer.
Susi Susanti menjadi pembawa obor terakhir, sebelum api dinyalakan di kaldron mini atau tungku api di depan Pura Poten Luhur. Sebelum Susi, pembawa obor api yakni artis Irfan Hakim dan mantan atlet lompat jauh Maria Natilia Londa.
"Anak-anak pelajar di sepanjang jalur yang dilewati obor Asian Games menyambut dengan antusias kedatangan rombongan itu dan iring-iringan kuda yang disiagakan di kaldera Bromo juga untuk memeriahkan kirab obor tersebut," tuturnya.
Ia berharap kegiatan kirab obor Asian Games 2018 menjadi salah satu momentum untuk mengenalkan destinasi wisata Gunung Bromo yang eksotik kepada seluruh dunia, sehingga jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bromo semakin meningkat.
Dalam kesempatan itu, Susi Susanti menyalakan mini kaldron dengan api dari obor Asian Games 2018 yang dilakukan di Pura Luhur Poten yang merupakan areal lautan pasir Gunung Bromo.
Awalnya api Asian Games dinyalakan di mini kaldron yang akan dilakukan di bibir kawah Gunung Bromo, namun karena terjadi longsor di area tersebut, maka penyalaan mini kaldron pun dipindahkan ke Pura Luhur Poten.
Setelah melewati Gunung Bromo, rombongan pawai obor Asian Games menuju ke Kota Probolinggo dan selanjutnya ke jalur pantai utara dengan melewati Situbondo dan Banyuwangi, kemudian menyeberang ke Pulau Bali.
Baca juga: Obor Asian Games dilepas menuju Gunung Bromo
Baca juga: Kirab obor Asian Games singgah di makam Bung Karno, ini kata Puan
Baca juga: INASGOC: Kirab obor lalui tempat bersejarah-bertujuan wisata
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018