Salah seorang warga Padang Sarai, Ali Andrul di Lubukbasung, Sabtu, mengatakan bunga rafflesia itu tumbuh tidak jauh dari perkebunan masyarakat di Rimbo Sikabu, Padang Sarai.
"Jarak tumbuhan bunga rafflesia itu sekitar 100 meter dari lahan perkebunan warga," katanya.
Ia menceritakan bunga rafflesia itu pertama kali ditemukan oleh salah seorang warga bernama Junaidi (29).
Saat itu, Junaidi sedang mengambil air untuk meracun rumput di sekitar tanaman kulit manis. Tiba-tiba, ia melihat knop bunga langka itu dan langsung kaget karena ada semacam bola berwarna merah.
Setelah itu, Junaidi langsung mengambil gambar bunga itu dengan menggunakan telepon genggam.
"Saat saya mengambil gambar, Junaidi menyampaikan bahwa nanti ada akan terjadi hal yang tidak diinginkan," tambahnya.
Beberapa minggu setelah penemuan itu, ia memberitahukan kepada Sekretaris Nagari Baringin, Fahrudin.
Fahrudin langsung menghubungi anggota Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Agam.
Sementara itu, Kepala BKSDA Resort Agam, Syahrial Tanjung didampingi Pengendali Ekosistem Hutan, Ade Putra mengaku setelah mendapat informasi ia langsung ke lokasi temuan bunga rafflesia untuk melakukan penelitian.
Dari hasil penelitian, ditemukan 11 knop rafflesia jenis Arnoldi diradius 10x10 meter. Dari 11 knop itu, satu sudah membusuk, satu sudah mekar sempurna hari pertama, satu lagi akan mekar beberapa hari lagi dan delapan knop diperkirakan mekar beberapa bulan lagi.
Bunga rafflesia yang mekar itu berdiameter 93 centimeter dan bunga rafflesia yang akan mekar dengan diameter knop sekitar 41 centimeter.
"Diperkirakan bunga ini akan mekar dengan diameter diatas 100 centimeter," katanya.
BKSDA akan memasang papan informasi dan membuat pagar pengaman sementara. "Papan informasi dan pagar pengaman ini akan kita pasang pada Senin (23/7)," katanya.
Wali Nagari Baringin, Yulbahri menambahkan, lokasi temuan ini akan dijadikan sebagai objek wisata alam dan pusat penelitian bagi mahasiswa.
"Ini wacana kita ke depan, karena di Marambuang, Nagari Baringin, juga ditemukan lokasi tumbuhnya rafflesia jenis tuan mudae sebanyak puluhan knop," katanya.
Dengan cara itu, tumbuhan langka itu akan terjaga dengan baik dan akan dikunjungi oleh wisatawan atau mahasiswa yang akan melakukan penelitian, sehingga menambah pendapatan bagi masyarakat sekitar.
"Ini target kita ke depan karena lokasi tumbuhnya rafflesia sangat banyak di Nagari Baringin," katanya.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018