"Cuaca buruk itu berlangsung hingg 26 Juli mendatang," kata Kepala BMKG Serang Sugarin dalam rilisnya di Lebak, Senin.
Gelombang tinggi juga terjadi di Perairan Bengkulu hingga barat Lampung, perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, perairan selatan Kalimantan, Laut Jawa bagian tengah dan barat.
Selain itu, Laut Banda Aceh, Perairan Kepulauan Sermata, Perairan Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepuluan Aru, Perairan Merauke, dan Laut Arafura.
BMKG mengimbau pelaku pelayaran maupun nelayan di perairan selatan Banten meliputi Pantai Binuangeun, Cikeusik, Panggarangan, Bayah, Tanjungpanto, Sukamaju, dan Pulau Manuk agar tidak memaksakan diri untuk melaut.
"Kami berharap gelombang tinggi itu tidak menimbulkan kecelakaan laut," katanya.
Ia menjelaskan selama ini, tingginya gelombang itu karena adanya peningkatan kecepatan angin timuran hingga 37 km/jam dan diprakirakan berlangsung sampai 26 Juli mendatang.
Selain itu, sepanjang Juli-Agutus 2018 memasuki puncak musim kemarau, khususnya Indonesia bagian selatan (Jawa, Bali, Nusa Tenggara) akan terjadi tekanan tinggi yang bertahan di Samudera Hindia (barat Australia).
"Kami sudah menyampaikan cuaca buruk itu ke BPBD, nelayan, kesyahbandaran, polair, dan stakeholder lainnya," katanya.
Baca juga: Wisatawan diimbau tidak ke pantai selatan Cianjur
Baca juga: BMKG imbau masyarakat waspadai gelombang hingga enam meter
Pewarta: Mansyur
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018