Hal itu disampaikan Airlangga di Jakarta, Senin, menanggapi permintaan IKM yang ingin terlibat dalam pengembangan mobil listrik yang tengah berlangsung.
Menurut dia, jumlah komponen mobil listrik yang jauh lebih sedikit dibandingkan komponen mobil motor bakar tentu akan membuat peran IKM komponen menurun.
"Indonesia sendiri pada 2025 penggunaan motor bakar yang menggunakan gasolin itu masih besar. Lalu kita punya kelapa sawit. Nah kelapa sawit itu bisa jadi `green diesel`, diesel yang ramah lingkungan," jelasnya.
Airlangga menjelaskan dalam sidang kabinet telah disetujui pemerintah akan mendorong "green diesel" atau B100 yang ramah lingkungan dengan bahan baku kelapa sawit yang pasokannya melimpah di Tanah Air.
Sayangnya, teknologi "green diesel" berbeda dengan teknologi yang digunakan dalam pengembangan B20.
"B20 prosesnya masih esterifikasi, sedangkan `green diesel` prosesnya hidrogenasi. Ini tentu kita akan pilih sehingga kita masih ada kesempatan mengembangkan industri-industri berbasis `green diesel` tersebut," katanya.
Dengan demikian, lanjut Airlangga, industri motor bakar masih akan terus berkembang dan IKM komponen masih akan dibutuhkan dalam pengembangan teknologi kendaraan masa depan.
Ditambah lagi dengan penggunaan alternatif energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018