"Ada konsekuensi lain dari ganjil-genap ini yaitu pada kualitas udara. Dilakukan pengujian di tiga lokasi. Bundaran Hotel Indonesia, yang kedua di Kelapa Gading, yang ketiga di Lubang Buaya. Dari temuan di lapangan, sesudah ada kebijakan ganjil-genap, konsentrasi CO menurun sebesar 1,7 persen," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.
Sedangkan untuk kadar Nitrogen Monoxide (NO) turun 14,7 persen, dan konsentrasi Total Hidrokarbon (THC) turun sebesar 1,3 persen, katanya.
Hal tersebut disampaikannya terkait evaluasi ganjil-genap yang sudah dilakukan beberapa waktu terakhir ini.
"Jadi kita menemukan di semua tempat dimana ada penerapan ganjil-genap. Kecepatan sebelum ganjil-genap sebagai contoh itu rata-rata 26,6 km/jam. Sesudah dilaksanakan ganjil-genap, di minggu pertama berubah menjadi 25.6 km/jam, di minggu kedua 23,1 km/jam. Artinya ada kenaikan kecepatan sebesar 12 persen sebelum dan sesudah ganjil-genap," kata Anies.
Ini artinya dari sisi waktu, kecepatannya meningkat, waktu tempuhnya otomatis turun. Jadi turun kira-kira 12 persen. Hasilnya menunjukkan bahwa ada kinerja lalu lintas yang lebih baik sesudah penerapan ganjil-genap, katanya.
"Kemudian juga yang menarik adalah jumlah penumpang transjakarta, secara keseluruhan di semua rute sesudah kita menerapkan ganjil-genap itu meningkat sekitar 9,86 persen atau 9,9 persen. Jadi naiknya hampir 10 persen penumpang di transjakarta. Dari 790.000 menjadi 877.000 penumpang," kata Gubernur.
Beberapa titik yang merupakan ruas jalan untuk ganjil-genap kemarin juga beberapa mengalami penyesuaian, katanya.
"Misalnya di Pondok Indah, yang semula dari Simpang Ciputat sampai dengan Kebayoran Baru akhirnya kita pangkas cukup dari Simpang Ciputat sampai degan Pondok Indall Mall. Dari Pondok Indah Mall sampai Kebayoran tidak lagi menjadi ruas ganjil-genap. Jadi contoh beberapa temuan yang kita terima dan selama proses ini," kata Anies.
Selain itu, petugas yang berada di lapangan memang ditingkatkan. diharapkan akan bisa membantu hadirnya lalu lintas yang lebih baik, katanya.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018