"Pragiwaksono World Tour" akan mengunjungi 11 kota di lima negara berbeda yang akan diawali di Manila pada 28 Juli 2018 dan ditutup dengan acara puncak di Plenary Hall, JCC, Jakarta pada 26 Januari 2019.
Pandji mengaku persiapan untuk "Pragiwaksono World Tour" sudah memasuki tahap akhir dan tinggal menghitung hari untuk keberangkatan ke kota pertama, yaitu Manila.
"Sudah set semuanya, jadi kami tinggal jalan, mudah-mudahan kami sehat," ujar Pandji dalam temu media di Jakarta, Selasa (24/7).
Pandji akan berangkat bersama empat orang lain lainnya yang terdiri dari team leader, marchandiser, fotografer dan opener yang akan membuka penampilan Pandji, Indra Jegel.
Mengusung nama belakangnya sebagai tajuk dari tur dunia ketiga, Pandji bermaksud mengambil tema besar "Kebijaksanaan" dalam pertunjukan stand up comedy-nya kali ini.
"Pragiwaksono itu nama saya tapi juga berarti kebijaksanaan, menurut ayah saya. Jadi di sini banyak hal yang dibahas adalah bahwa bangsa kita ini membutuhkan kebijaksanaan untuk menyikapi banyak hal," kata Pandji.
Ada banyak hal, yang menurut dia tidak bijak, terutama kaitannya dengan pemilu. Ini juga menjadi alasan Pandji untuk menggelar tur sebelum momen pemilihan presiden berlangsung.
"Bijak dalam menunjukkan dukungannya, bijak dalam menyikapi berita bijak dalammemahami hoax, bijak dalam bersikap kepada orang yang tidak sepemikiran," ujar pria berusia 39 tahun itu.
Persiapan materi
Pandji mengaku telah merampungkan materi stand up yang dia tulis sejak Juni tahun lalu.
"Untuk mendapatkan durasi satu setengah jam saya sudah mulai nulis juni tahun lalu, dan sampai dengan sekarang masih ada sedikit refinding, tapi sudah ada durasi satu setengah jam yang sudah bisa saya bawa berkeliling," kata Pandji.
Dalam pertunjukan itu, Pandji tidak hanya akan membahas dirinya sendiri dan pengalamannya saat kecil, tetapi juga cara pandangnya terhadap Indonesia.
Salah satu isu pendidikan yang ingin dia angkat adalah peraih beasiswa luar negeri yang enggan kembali ke Indonesia untuk membangun negeri. Hal ini yang mendorong Pandji untuk giat bertemu dengan para pelajar Indonesia yang berada di luar negeri di sela turnya.
"Saya enggak pengen mencoba mengesankan bahwa Indonesia negara yang sempurna, tetapi bahwa Indonesia adalah negara yang layak diperjuangkan. Jadi pengennya ketika keluar negeri ketemu temen-temen ini ngasih sedikit wawasan, motivasi supaya mereka balik dan membangun," ujar Pandji.
Dalam menulis materi, Pandji mengaku selalu berdiskusi dengan istrinya yang dia juluki sebagai "comedy budy." Rampung soal penulisan materi, persiapan penyajian materi menjadi masalah tersendiri bagi Pandji.
Untuk menguji materi demi mendapatkan satu setengah jam yang solid, Pandji masih menggunakan cara open mic.
Dia mengaku "harus melewati berjam-jam melucu di open mic." Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa materi setebal 8 hingga 10 halaman yang akan dia bawakan itu sudah tepat dalam hal pemilihan kata ataupun pemilihan analogi.
"Untuk mendapat 1,5 jam materi mungkin 5-6 jam yang kebuang yang enggak kebawa karena ada joke yang cuman lucu di kepala saya," kata Pandji.
Pria yang gemar bermain basket itu juga mengatakan bahwa materi yang dia bawakan akan sama di setiap kota persinggahan, kecuali Jakarta.
"Setiap kota di negara manapun materinya sama kecuali Jakarta nanti beda sendiri karena biasanya Jakarta ada tambahan-tambahan pengalaman saya ketika tur," ujar Pandji.
Selain Manila dan Jakarta, tur dunia Pragiwaksono akan diselenggarakan di Shanghai, Guangzhou, Amsterdam, Dusseldorf, Nuremberg, Leipzig, Surabaya dan Yogyakarta.
Baca juga: Alasan Pandji Pragiwaksono tak terjun ke dunia politik
Baca juga: Pandji Pragiwaksono bicara soal fenomena endorse
Baca juga: Secuil cerita Pandji Pragiwaksono soal gigi dan tahi lalat
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018