Novel tetap jadi penyidik KPK

27 Juli 2018 16:28 WIB
Novel tetap jadi penyidik KPK
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyampaikan kata sambutan pada acara penyambutan dirinya kembali aktif bekerja, di pelataran gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7/2018). Kegiatan itu sekaligus diselenggarakan untuk memperingati 16 bulan kasus penyerangan Novel Baswedan yang belum menunjukkan titik terang. (ANTARA /Dhemas Reviyanto)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua KPK Agus Rahardjo menegaskan bahwa Novel Baswedan tetap menjadi penyidik di institusi penegak hukum tersebut.

"Selamat datang dek Novel yang sudah dapat kembali bertugas di KPK. Anda adalah warga kami, insan KPK yang tetap bertugas di tempat semula tanpa mutasi," kata Agus Rahardjo di gedung KPK Jakarta, Jumat.

Novel tiba di gedung KPK sekitar pukul 09.00 WIB dan disambut oleh Ketua KPK Agus Rahardjo, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang, Direktur Gratifikasi KPK Giri Supradiono, mantan pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, para aktivis antikorupsi serta sekitar 200 orang pegawai KPK.

Baca juga: Novel Baswedan kembali bekerja di KPK

Novel Baswedan sesungguhnya sudah kembali ke Indonesia pada 22 Februari 2018 dari pengobatan selama lebih dari 10 bulan sejak kedua matanya disiram air keras oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai salat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.

Namun sejak Februari sampai saat ini ia belum dinyatakan sehat untuk bekerja oleh dokter yang menanganinya. Kondisi mata Novel, menurut hasil diagnosa dokter, mata kiri mengalami kerusakan yang lebih parah dibanding mata kanannya.

"Mudah-mudahan kehadiran dek Novel bisa memberikan semangat baru terutama saat dek Novel pergi ada pengangkatan IM (Indonesia Memanggil) 12 dan 13, mudah-mudahan dapat memberi motivasi, teladan dan harapan agar kita dapat berkembang terus, memajukan KPK dan bisa bertambah baik dan memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara," tambah Agus.

Mengenai pelaku penyerangan Novel, Agus berjanji akan menanyakan kelanjutkannya kepada Presiden Joko Widodo bila pimpinan KPK bertemu dengan Presiden.

Baca juga: Novel Baswedan lakukan operasi kecil di Singapura

"Kita juga akan bertanya ke pemerintah kelanjutan kasus dek Novel dan kalau ketemu Presiden akan kami tanyakan hal itu. Mengenai pengobatan kita usahakan mendapat fasilitas terbaik, Insya Allah kalau pun tidak bisa 100 persen sembuh tapi bisa mendapat pengobatan yang terbaik. Mari bergandengan tangan untuk melawan korupsi," ungkap Agus.

Sedangkan mantan Ketua KPK Abraham Samad mendesak dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk mengungkap pelaku penyerangan Novel.

"Waktu yang kita berikan sudah cukup, tidak ada alasan untuk tidak membuat TGPF dan atas nama alumni saya mohon kepada pimpinan yang ada sekarang agar supaya Novel jangan dimutasikan ke tempat lain, Novel harus tetap sebagai penyidik karena kalau Novel dimutasikan kita kalah oleh para koruptor dan itu yang diinginkan, mari terus satukan kekuatan mendorong pemerintah untuk membentuk TGPF," kata Abraham Samad.

Sementara Ketua Bidang Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur mengatakan bahwa bila Novel mendapat kewenangan untuk mengusut pelaku penyerangannya tersebut maka ia hanya butuh 3 hari untuk menangkapnya.

"Pertanyaannya apakah hukum tidak sanggup menangkap yang bagi Novel 3 hari selesai? Ini 16 bulan belum terungkap, ada apa? Bukan hanya Novel tapi buat kami aktivis, pegawai KPK, jurnalis yang sedang bekerja untuk menyelamatkan Indonesia dari korupsi. Butuh berapa lama lagi? Untuk pimpinan KPK juga kami minta agar tegas, kami butuh TGPF," kata Isnur.

Sedangkan mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjodjanto mengatakan Novel menjadi terkenal bukan hanya karena berani tapi juga karena menjaga integritas,.

"Novel hadir merupakan contoh integritas. Pangkat mayor tapi kelakuannya jenderal. KPK tetap hidup karena bersekutu dan melibatkan partisipasi publik. Kalau KPK main-main dan tidak mengikutkan partisipasi publik maka KPK di ujung tanduk. Rapatkan barisan kuat dengan rakyat untuk meletakkan tekad yang kuat sehingga bisa membebaskan bangsa dari kejahatan apapun, kita bagian dari gerakan. Selamat datang Novel, selamat datang harapan, tegakkan integritas siapapun akan kita tundukkan dengan kekuatan itu," kata Bambang. (T.D017)

Baca juga: KPK hadiahi sepeda bagi pengungkap penyerangan Novel Baswedan

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018