• Beranda
  • Berita
  • Bulog Sulteng berharap penuhi target pengadaan beras

Bulog Sulteng berharap penuhi target pengadaan beras

27 Juli 2018 22:36 WIB
Bulog Sulteng berharap penuhi target pengadaan beras
Persediaan Beras Menipis Pekerja memikul beras yang baru tiba dari Sulawesi Selatan di Gudang Bulog Tondo Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (22/12). Bulog Divre Sulteng terpaksa mengadakan beras dari luar daerah sebanyak 6.000 ton untuk menambah stok beras setempat yang semakin menipis, dan pengadaan dari luar itu dilakukan karena harga beras produksi lokal di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp7.300 per kilogram. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/ama/15

Kami baru menyerap beras petani sekitar 10.000 ton. Masih jauh dari target yang ditetapkan Perum Bulog

Palu (ANTARA News) - Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Tengah terus melakukan pembelian beras petani dan berharap target pengadaan yang ditetapkan musim panen (MP) 2018 ini bisa terpenuhi.

Kepala Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Tengah, Khozin di Palu, Jumat mengatakan hingga kini realisasi pembelian beras produksi petani di daerahnya masih terbilang kecil.

"Kami baru menyerap beras petani sekitar 10.000 ton. Masih jauh dari target yang ditetapkan Perum Bulog," kata dia kepada Antara.

Pada MP 2018 ini, Bulog Sulteng mendapatkan target untuk membeli beras petani sebanyak 50.000 ton, lanjutnya, meningkat dibandingkan sebelumnya 42.160 ton dan realisasi mencapai 43.000 ton.

Menurut dia, target pengadaan tahun ini cukup berat karena harga beras di tingkat petani diatas harga pembelian Bulog.

Baca juga: Bulog Sulteng masih kesulitan beli beras petani

Bulog sekarang ini membeli beras petani dengan harga Rp8.030/kg. Harga beras di patok para pedagang pengumpul berkisar Rp8.500/kg.

Dengan selisih itu, Bulog cukup kesulitan bersaing, sebab petani akan memilih menjual kepada pedagang pengumpul ketimbang menjual langsung ke Bulog atau melalui mitra (pihak swasta) para pengusaha penggilingan padi.

Bulog Sulteng, kata Khozin memiliki beberapa mitra yang selama ini mendukung dalam pengadaan beras untuk kebutuhan stok nasional (stoknas) di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sulteng.

"Peran serta mitra, sangatlah membantu Bulog dalam hal memenuhi target pengadaan beras di daerah ini. Tanpa mereka, Bulog tidak akan mungkin bisa membeli beras petani sesuai yang telah ditargetkan. "Itu sangat mustahil," ujar Khozin.

 Selain mitra, Bulog juga turun langsung melakukan pembelian di setiap sentra produksi beras di beberapa kabupaten di Sulteng.

Di Provinsi Sulteng ada sejumlah kabupaten yang memiliki luas lahan dan produksi beras terbesar seperti di Kabupaten Banggai, Donggala, Parigi Moutong, Tolitoli, Poso, Morowali dan Sigi.

 Enam kabupaten tersebut selama ini merupakan penghasil beras terbesar di Provinsi Sulteng. Karena itu, konsentrasi pembelian beras dilakukan Bulog di enam sentra produksi tersebut.

Baca juga: Bulog Sulteng Masih Kuasai Stok Beras Empat Bulan

Meski sudah memasuki semester II dan realisasi pengadaan beras di Sulteng masih jauh dari target, namun Khozin tetap optimistis tingkat penyerapan beras petani oleh Bulog pada MP 2018 bisa meningkat dari sebelumnya.

Pantau di sejumlah pasar di Kota Palu, harga beras cukup stabil. Beras medium masih dibawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Sama halnya dengan beras premium.

Beras medium dijual pedagang berkisar Rp9.000-an dan beras jenis premium tertinnggi dijual oleh pedagang Rp12.500/kg.

Para pedagang menjamin stok beras di pasaran cukup memadai dan pasokan berjalan lancar.



(T.BK03/B/S025/C/S025) 27-07-2018 20:07:29

Pewarta: Anas Masa
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018