"Tadi sempat melihat gerhana di Monas. Lalu teringat untuk shalat gerhana, kemudian ke Masjid Istiqlal," kata Wahyudi, warga Menteng, saat ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu.
Hal yang sama juga disampaikan Akhdiat, warga Pasar Baru. Dia mengatakan memang sengaja datang ke Masjid Istiqlal untuk mengikuti shalat gerhana dan melihat peristiwa gerhana bulan total.
"Setelah shalat gerhana melihat gerhana lagi sambil menunggu shalat subuh. Bulannya terlihat merah saat gerhana," tuturnya.
Akhdiat yang datang bersama keluarganya membawa teropong untuk melihat gerhana bulan. Menurut dia, gerhana bulan total merupakan salah satu peristiwa langka sehingga dia menyempatkan waktu untuk menyaksikan.
"Kebetulan akhir pekan. Kan libur setelah begadang melihat gerhana," ujarnya.
Salah satu petugas Masjid Istiqlal Syamsuri mengatakan shalat gerhana bulan dua rakaat diselenggarakan pada pukul 03.15 WIB. Pada saat itu, gerhana bulan total mencapai puncaknya dan bulan terlihat berwarna merah.
Peristiwa gerhana bulan yang terjadi pada 28 Juli 2018 dini hari merupakan peristiwa langka karena merupakan gerhana bulan total terlama pada abad ke-21.
Proses gerhana bulan terjadi selama enam jam 17 menit, dengan gerhana bulan total mencapai 103 menit merupakan yang terlama hingga lebih dari 100 tahun ke depan.
Gerhana bulan total dengan fase totalitas lebih lama akan terjadi pada 9 Juni 2123, yaitu mencapai 106 menit. Namun, peristiwa tersebut tidak akan dapat teramati dari Indonesia.
Gerhana bulan total dengan fase totalitas yang lebih lama dan dapat diamati dari Indonesia baru akan terjadi pada 19 Juni 2141, mencapai 106 menit.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018