"Mulailah rajin mencatat, tulis pengalaman hidup yang ter-, pengalaman hidup yang paling. Misalnya kalau jatuh cinta dan ditolak sampai 17 kali, tulis itu, suatu saat nanti itu akan jadi sumber ide," kata Asma Nadia berbicara dalam Seminar dan Peluncuran buku Komunikasi dalam Industri Kreatif di Museum Bank Mandiri, Jakarta, Sabtu.
Asma mengaku, beberapa karyanya diilhami dari kisah pribadi dirinya maupun orang-orang di sekeliling dia.
"Semua novel saya yang judulnya ada Catatan Hati itu pasti kisah nyata. Contohnya novel Catatan Hati Seorang Istri, itu kisah nyata tentang kecemburuan-kecemburuan seorang istri," katanya.
Novel lain seperti Surga yang Tak Dirindukan, menurutnya juga terinspirasi dari kisah nyata. Saat itu Asma mengunjungi penulis Gola Gong yang sedang mendampingi istrinya yang melahirkan.
"Mas Gola Gong cerita pada saya, seandainya ada suami yang mendampingi istri melahirkan seperti saya, masa tega untuk poligami, begitu kata Mas Gola Gong. Beliau ingin sekali menulis soal poligami tetapi urung karena nanti dikira antipoligami. Akhirnya saya, yang waktu itu sedang ada film Ayat-Ayat Cinta yang box office mengangkat tema poligami dari sudut pandang pria, kenapa saya tidak menulis dari sudut pandang perempuan?" Kata Asma Nadia memberi contoh bahwa ide kreativitas menulis bisa didapat dari pengalaman sehari-hari.
Dengan rajin mencatatkan pengalaman pribadi, maka akan menjadi motivasi untuk berkarya.
"Saya ini lahir dari keluarga miskin, tinggal di pinggir rel, ayah saya (Amin Ivo's) cuma pencipta lagu. Beberapa lagu dewi Yull seperti 'Kini Baru Kau Rasa', 'Kau Bukan Dirimu' itu ciptaan Ayah. Suatu hari Ayah harus pinjam uang ke kawan sesama pencipta lagu, Rp25.000 tapi Ayah disuruh menunggu empat jam lebih, dari situlah saya termotivasi, saya ingin berkarya tak mau diremehkan lagi," kata Asma.
Baca juga: 4 tips memulai menulis dari A. Fuadi
Baca juga: Tips menulis dari Dewi Lestari
Tips menulis lain untuk pemula, menurut Asma Nadia adalah harus menyebar pesan positif dalam karya.
"Triknya adalah jangan menggurui, jangan bikin kesimpulan, jangan sampaikan secaraverbal tapi biarkan pembaca mengetahui sendiri dari para karakter. Selalu anggap pembaca itu cerdas."
Asma Nadia sudah menerbitkan 55 novel. Dia juga aktif melakukan perjalanan keliling dunia. Sudah lebih dari 60 negara dia kunjungi.
Keterbatasan fisiknya membuat dia tak sempat lulus dari IPB. Asma Nadia pernah mengalami gegar otak gara-gara terbentur saat tidur. Dia bermimpi buruk.
Keluarga mengganggap luka di kepalanya adalah luka biasa. Tapi setelah diperiksa dia mengalami gegar otak.
Derita Asma Nadia semakin bertambah saat dokter memvonisnya dengan penyakit jantung dan paru-paru.
"Saya juga punya lima tumor di otak, tetapi saya selalu menyandarkan mimpi pada Allah. Kalau saya miskin, Allah kan kaya, kalau saya sakit, Allah sehat," ujarnya.
Baca juga: Kunci sukses menulis novel ala Clara Ng
Baca juga: Jilbab Traveler bikin baper
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018