"IPB ini menjadi kekuatan inti revolusi Industri 4.0 apalagi di sektor makanan dan minuman, serta sektor berbasis kemampuan kebun dan hutan," kata Airlangga Hartarto dalam seminar nasional dan pelepasan alumnus program doktor serta magister Sekolah Bisnis IPB di Jakarta, Sabtu.
Menurut Menperin, untuk mengarah ke sana perlu pengembangan inovasi dan teknologi sehingga diharapkan IPB merevitalisasi riset dan inovasinya terkait dengan pertanian berbasis industri.
Pada kesempatan itu, Airlangga juga berbicara tentang revolusi industri keempat yang dimulai di Jerman dengan menjadikan manufaktur sebagai mainstream industry (industri arus utama).
Menperin menegaskan, Indonesia mempunyai industri yang pertumbuhannya lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi.
Ia juga mengingatkan bahwa dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan industri Indonesia di atas rata-rata nonmigas, yaitu lima persen.
"Kita punya industri yang pertumbuhannya lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi," katanya dan memaparkan, industri tersebut seperti di bidang mesin dan perlengkapan sebesar 14,8 persen, serta di bidang industri makanan dan minuman sebesar 12,7 persen.
Selain itu, ujar dia, dilihat dari sisi ekspor Indonesia, kontribusi sektor industri tumbuh 13,14 persen, artinya jauh lebih tinggi daripada sektor lainnya seperti migas 13 persen, pertanian 3,7 persen, dan pertambangan 18 persen.
"Ini jadi PR bagi IPB pertumbuhan sektor pertanian 3,7 persen, jadi sektor pertanian harus dipacu," katanya.
Baca juga: Industri 4.0 akselerasi pencapaian visi Indonesia emas
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018