Korban gempa NTB bertambah jadi lima orang

29 Juli 2018 09:27 WIB
Korban gempa NTB bertambah jadi lima orang
Warga korban gempa mendapatkan perawatan di luar Puskesmas Sembalun Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7). Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa pertama kali mengguncang Lombok Timur dengan kekuatan 6,4 skala Richter (SR) pada pukul 06.47 Wita. (ANTARA FOTO/Zakir/pras).
Mataram, (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat menerima laporan sementara korban meninggal dunia akibat gempa bumi bertambah menjadi lima orang.

"Laporan sementara yang kami terima korban meninggal dunia lima orang. Namun kami belum memperoleh data identitas para korban yang meninggal dunia tersebut," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD NTB Agung Pramuja, ketika dihubungi dari Mataram, Minggu.

Data sementara, identitas korban meninggal dunia adalah Sandi (20) di Sambik Elen, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Selain itu, Siti Nur Ismawida (30), salah seorang warga Malaysia yang dilaporkan meninggal dunia tertimpa tembok roboh di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.

Tiga korban meninggal dunia lainnya belum diketahui identitasnya. Satu jenazah warga Kokok Putek, masih diurus di Puskesmas Sembalun.

"Dua korban meninggal dunia ada di Obel-Obel, Kecamatan Sambalia, tapi kami belum dapat identitasnya. Baru laporan sementara," kata Agung, yang mengaku masih terus berkoordinasi dengan tim BPBD Kabupaten/kota yang terdampak gempa bumi.

Baca juga: Gempa tektonik Lombok-Sumbawa akibat sesar naik Flores
Baca juga: Jalur pendakian Rinjani ditutup akibat gempa


Gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter (SR) mengguncang Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB, Minggu, pukul 06.47 WITA, namun tidak berpotensi tsunami. Gempa berpusat   pada koordinat 8,4 lintang selatan, dan 116,55 bujur timur yang terjadi di darat pada jarak 47 KM arah Timur kota Mataram, ibu kota Provinsi NTB, pada kedalaman 24 KM.

Hingga berita ini diturunkan, gempa bumi susulan masih dirasakan warga Kota Mataram, sekitar pukul 09.55 WITA.

"Itu sudah kesekian kalinya. Untuk sementara, lebih baik di luar rumah bersama anak-anak, khawatir sewaktu-waktu gempa kembali terjadi," kata Zuhriatul, salah seorang warga Kelurahan Kebon Sari, Kota Mataram.

Sebelumnya guncangan keras selama 10 detik membuat warga di Lombok dan Kota Mataram, NTB panik dan berhamburan keluar rumah dan berlindung di jalan, lapangan dan tanah kosong untuk menghindari bangunan roboh.

Para wisatawan di Bali juga merasakan gempa dengan guncangan sedang hingga keras dan sebagian segera keluar untuk menghindari kemungkinan bangunan roboh.

Data sementara menyebut beberapa bangunan roboh di Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur, dan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara.

 Hingga pukul 08.09 WIB telah terjadi 43 gempa susulan dengan gempa susulan paling kuat adalah 5,7 SR.

Gempa dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa Besar, Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja, Gianyar dan beberapa wilayah di Bali.

 

Pewarta: Awaludin
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018