"Pariwisata ini efektif menciptakan lapangan kerja, menggerakkan ekonomi. Dan itu terbukti di Banyuwangi," kata Luhut saat menghadiri atraksi wisata "Banyuwangi Ethno Carnival" (BEC) di Kota Banyuwangi, Minggu.
Ajang karnaval etnik yang sudah digelar delapan tahun berturut-turut dan konsisten mengusung tema kebudayaan lokal itu dijubeli ribuan wisatawan dan warga.
Keterangan tertulis Pemkab Banyuwangi menyebutkan Menko Luhut di ujung sesi karnaval ikut berjalan bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyusuri jalanan sepanjang sekitar 3 kilometer.
Luhut mengacungi jempol kiprah Banyuwangi dalam mengembangkan pariwisata. "Saya terkesan dan sangat menikmati. Kebersamaan pemerintah dan rakyat menyatu di karnaval ini. Banyuwangi paten," kata Luhut.
Paten yang dimaksud oleh Menko Luhut adalah hebat atau luar biasa.
Langkah Banyuwangi dalam mengembangkan pariwisata, dinilai Luhut sudah sangat tepat. Sektor pariwisata saat ini menjadi penyumbang penerimaan negara terbesar setelah sektor energi, dan tak lama lagi diprediksi menjadi sumber penerimaan terbesar negara.
Dia menambahkan, pemerintah pusat juga terus mengebut pembangunan infrastruktur wisata di Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini telah ditetapkan sebagai daerah penyangga Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia yang diikuti 17.000 delegasi seluruh dunia, Oktober mendatang di Pulau Bali.
Sebagian delegasi itu, kata Luhut, bakal mendarat di Bandara Banyuwangi dan akan berwisata di kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" itu.
Untuk persiapan itu, Pemerintah pusat menggelontorkan dana Rp50 miliar untuk memperbaiki infrastruktur kawasan Taman Nasional Alas Purwo yang mempunyai padang rumput eksotis serta Pantai Plengkung dengan ombak terbaik di dunia untuk selancar. Selain itu, katanya, ada perbaikan infrastruktur ke kawasan Kawah Ijen yang terkenal dengan fenomena alam api biru (blue flame) yang telah mendunia itu.
"Presiden Jokowi sangat concern mendorong pengembangan wisata daerah sebagai pintu pembuka kesejahteraan rakyat," kata Luhut.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih atas dukungan pemerintah pusat untuk Kabupaten Banyuwangi. Berkat dukungan pemerintah pusat, provinsi, dan kerja kolektif bersama rakyat, Banyuwangi dalam beberapa tahun terakhir terus tumbuh dan sektor pariwisata menjadi salah satu pendorong pertumbuhan tersebut.
Dalam tujuh tahun terakhir, kata Anas, kemiskinan di Banyuwangi turun drastis ke level 8,6 persen dari sebelumnya selalu di atas dua digit. Pendapatan per kapita warga melonjak 120 persen menjadi Rp45 juta per orang per tahun pada 2017 dibanding posisi 2011.
"Jadi kami bersyukur pendapatan per kapita warga Banyuwangi rata-rata sudah di atas 3.000 Dolar AS per tahun. Level itu yang sering dikategorikan sebagai bagian dari kelas menengah. Tugas menantang ke depan adalah semakin mendorong pemerataan ekonomi hingga ke desa-desa, yang terus kami upayakan, antara lain lewat program Smart Kampung," ujar Anas.
Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018