"Kami berjalan kaki 320 km lebih dari Ciamis melalui Bandung sampai Jakarta selama 11 hari. Aspirasi kami, mengawal titipan dan mandat kyai dan ulama Jabar agar Cak Imin menjadi pemimpin nasional," ujar koordinator aksi Long March Laskar Santri Untuk Cak Imin Wapres RI, Johan Anshari di DPP PKB, Jakarta, Senin.
Para santri diterima langsung oleh Cak Imin yang juga merupakan Panglima Santri di DPP PKB, Jakarta, Senin petang. Pada kesempatan itu santri menyerahkan sepasang sandal jepit yang digunakan selama perjalanan sebagai simbol mandat kyai dan ulama Jabar agar Cak Imin menjadi cawapres.
"Apa yang kami serahkan nilainya kecil, tapi disini doa kyai dan para ulama," ujar Johan.
Para santri menekankan bahwa Cak Imin sebagai Wakil Presiden RI merupakan aspirasi harga mati para santri.
Cak Imin pribadi mengaku terharu atas perjuangan para santri tersebut.
Keponakan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu mengaku telah melarang para santri untuk melakukan aksi jalan kaki dari Ciamis namun para santri bersikeras.
"Saya sungguh bangga, sekaligus terharu, tak kuat air mata menetes melihat kemauan kalian semua," kata Cak Imin di hadapan para santri.
Cak Imin mengatakan tekad santri menunjukkan bahwa santri kuat dan mau memperjuangkan cita-cita. Dia berharap langkah kaki santri menjadi doa, agar dirinya bisa terus memperjuangkan aspirasi santri di seluruh Indonesia.
"Kalian bukan saja orang yang berani, kalian martir perjuangan ulama dan santri, kalian orang yang siap berkorban untuk NKRI dan Islam ahlus sunah waljamaah. Titipan ulama akan saya pegang selama-lamanya dan akan menjadi mandat saya dan PKB agar santri makmur sejahtera," ujar Cak Imin.
Mengenai cawapres Cak Imin mengatakan bahwa seluruh partai koalisi telah menyepakati memyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi. Cak Imin bertekad, jadi wakil Presiden atau tidak dirinya akan terus bekerja keras memperjuangkan aspirasi santri, kyai dan ulama.
Baca juga: 3.000 orang "long march" Bandung-Jakarta dukung Cak Imin
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018