Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual HPM, Jonfis Fandy, mengatakan pihaknya akan mendiskusikan kenaikan harga setelah pameran GIIAS.
"Harga belum. Setelah pameran kami akan lihat lagi," kata Jonfis Fandy di sela-sela pembukaan diler Honda Nusantara MT Haryono, Jakarta Selatan, Selasa (31/7).
Jonfis mengatakan pelemahan nilai tukar mata uang merupakan masa sulit yang harus dihadapi karena para agen pemegang merek (APM) otomotif tidak bisa menaikkan harga secara terburu-buru.
"Situasi seperti ini membuat semua pihak berusaha," katanya. "Sekarang bukan saat yang mudah di tengah melemahnya nilai tukar rupiah. Faktor suku bunga juga berpengaruh pada indistri, jadi kami tak bisa buru-buru putuskan harga."
Baca juga: Honda resmikan diler dengan showroom terbesar di Indonesia
Jonfis menjelaskan, Honda berupaya menunda kenaikan harga mobil dengan melakukan efisiensi, kendati hal itu cukup sulit karena terdapat beberapa produk yang diimpor.
"Kesannya kami tidak langsung naik, padahal kalau impor pengaruhnya itu besar," katanya. "Meski kami ada produksi di Indonesia, itu juga berpengaruh, mengingat lompatnya sudah cukup jauh ke Rp 14 ribu."
Pada pameran GIIAS yang berlangsung 2-12 Agustus 2018 di ICE-BSD, Tangerang, Honda akan memperkenalkan HR-V model terbaru, memamerkan mobil konsep dan meluncurkan satu model "world premiere".
Baca juga: Honda HR-V terbaru berpenampilan lebih "ganteng" segera meluncur
Baca juga: Melestarikan memori bersama motor bebek 90-an
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018