Saat ini, ketersediaan benih varietas unggul padi sudah banyak tersedia, varietas barunya pun ada terus, inovasinya juga tiada henti. Namun, di samping keberhasilan mengembangkan varietas padi unggul, keberadaan padi lokal perlu juga untuk dikembangkan dan lestarikan.
Indonesia memiliki kekayaan plasma nutfah padi yang cukup besar dan biasanya dibudidayakan petani secara turun menurun dan telah menyatu dengan kehidupan masyarakat lokal yang lingkungannya spesifik, baik di lahan sawah, lahan kering, hingga lahan rawa pasang surut.
Padi lokal biasanya lebih disukai masyarakat dan sulit tergantikan oleh varietas unggul karena memiliki keunggulan dalam hal rasa, aroma, dan harga.
Kalimantan Tengah memiliki berbagai jenis padi lokal pada berbagai agroekosistem yang berpotensi sebagai Sumber Daya Genetik (SDG) tanaman pangan. Salah satu padi lokal unggul yang saat ini dikembangkan oleh Pemerintah Daerah kabupaten Kotawararingin Timur adalah "Siam Epang".
Kepala Dinas Pertanian kabupaten Kotawaringin Timur (Ir. Made Dirkantara) yang ditemui saat menghadiri Sidang Evaluasi dan Penilaian Pelepasan Varietas Padi Siam Epang, di Bogor 28 Juli 2018 yang lalu mengatakan bahwa padi Siam Epang merupakan varietas asli kabupaten Kotawaringin Timur yang telah ditetapkan dan lulus dalam Uji Varietas Unggul Nasional oleh tim dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) Kementerian Pertanian.
Siam Epang banyak dibudidayakan oleh masyarakat terutama di daerah kecamatan Teluk Sampit dan Samuda, dimana kedua daerah ini merupakan salah satu lumbung padi di Kabupaten yang beribukota di Sampit ini.
Lebih lanjut dikatakan Made, bahwa dalam proses pengembangan, pendaftaran dan pelepasan varietas sampai menjadi varietas unggul padi nasional tersebut didukung penuh oleh BPTP Kalteng, terutama dalam pengawalan teknologi budidayanya .
Menurut peneliti padi BPTP Kalteng (Dr. Susilawati) varietas Siam Epang adalah jenis inbrida padi gogo yang dalam proses pendaftaran varietas tanaman difasilitasi oleh BPTP Kalteng melalui kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Genetik (SDG).
Padi variatas Siam Epang memiliki berbagai kelebihan diantaranya merupakan padi asli lokal, sehingga mudah beradaptasi dengan lingkungan yang ekstrim serperti tingkat keasaman (pH) yang rendah, tahan terhadap curah hujan yang tinggi, tahan terhadap penyakit, sehingga tidak memerlukan perawatan yang berlebihan. Umur padi sekitar enam bulan. Biasanya petani menanamnya pada bulan Oktober dan panen pada bulan Maret.
Potensi hasil atau produktivitas yang bisa di hasilkan dalam satu hektarnya bisa mencapai 10 ton Gabah Kering Panen (GKP).
Dalam satu rumpun padi Siam Epang terdapat sebanyak 50 batang padi bermalai produktif, dan dalam satu malai terdapat 437 bulir. Kelebihan lain dari varietas padi yang bertekstur nasi pera ini adalah lebih tahan terhadap serangan hama tikus, namun sangat rentan terhadap hama wereng.
Harga di pasaran untuk beras varietas Siam Epang bisa mencapai 12 ribu rupiah per kilogram, lebih tinggi dibandingkan varietas unggul ataupun varietas lokal yang ada seperti varietas pekat, varietas umbang inai, varietas mayang badadai yang hanya 8 ribu rupiah per kilogram. Maka tidaklah mengherankan petani sangat menyukai varietas yang telah menjadi unggul lokal nasional ini.
Baca juga: NTT naik peringkat 14 penyumbang produksi dan luas tanam padi
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018