"Bantuan tanggap darurat sudah kita kirim seperti tenda, perlengkapan hidup, makanan siap saji, dapur umum juga sudah didirikan," kata Mensos di Bogor, Rabu.
Dia mengatakan total bantuan tersebut mencapai Rp675 juta. Mensos juga secara langsung menyerahkan santunan untuk ahli waris 15 orang korban meninggal dunia masing-masing Rp15 juta dan yang luka-luka Rp2,5 juta.
Mensos sebelumnya mengunjungi dua posko pengungsi yang didirikan Kementerian Sosial yakni di Kecamatan Sembalun dan Kantor Desa Belanting, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, pada Senin sehari setelah gempa 6,4 SR mengguncang wilayah Lombok, Sumbawa dan Bali.
Baca juga: Lombok Utara kekurangan tenda untuk korban gempa
Idrus mengungkapkan sesuai tugas dan fungsi Kementerian Sosial dalam penanggulangan bencana, pada saat bencana Kemensos memiliki tiga tahapan langkah.
Pertama, mengerahkan Tagana dan relawan sosial lainnya untuk melakukan evakuasi dan asesmen.
Kedua, menyalurkan bantuan dan pemenuhan kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan) dan penanganan khusus bagi kelompok rentan. Ketiga, melakukan advokasi sosial dan layanan dukungan psikososial.
Jumlah Tagana Provinsi NTB yang dilibatkan sebanhak 100 orang. Dengan rincian yang berada di Kecamatan Sembalun sebanyak 30 orang, di Kecamatan Sambelia sebanyak 60 orang, dan di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara sebanyak 10 orang.
Hingga Selasa (31/7), jumlah korban meninggal dunia tercatat 17 orang dan 401 korban luka-luka.
Baca juga: Anak korban gempa Lombok ingin segera sekolah
Baca juga: Korban gempa Lombok membutuhkan penanganan penyembuhan trauma
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018