• Beranda
  • Berita
  • Ini tiga tantangan bagi industri otomotif menurut Presiden

Ini tiga tantangan bagi industri otomotif menurut Presiden

2 Agustus 2018 14:37 WIB
Ini tiga tantangan bagi industri otomotif menurut Presiden
Presiden Joko Widodo menghadiri pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 dan peluncuran Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDES) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Tangerang, Kamis (2/8).

... nanti anak-anak kita makin banyak yang bilang loh, ngapain saya belajar nyetir dan beli mobil? Kalau butuh mobil tinggal panggil pakai aplikasi dan sudah dimulai di negara-negara lain.

Tangerang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengingatkan adanya tiga tantangan bagi industri otomotif nasional dalam pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 dan peluncuran Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDES).

"Industri otomotof kita sekarang menghadapi tiga tantangan yang perlu kita cermati, yang pertama semakin meluasnya fenomena mobil listrik, ini fenomena dari Elon Musk dengan produk mobil listrik Tesla," kata Presiden Joko Widodo di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Tangerang, Kamis.

Presiden Jokowi mengingatkan bahwa dulu Tesla masih barang langka, barang eksotis tapi sekarang dengan makin banyak negara membuat mobil listrik, makin jelas dunia makin mengarah ke mobil listrik.

Menurut Presiden, pemerintah Inggris dan Prancis sudah mengumumkan pada 2017 bahwa mulai 2040 mobil non-listrik tidak bisa lagi dijual di kedua negara tersebut.

"Pemerintah Tiongkok sudah mengumumkan akan menjadi yang terdepan di dunia untuk mengembangkan mobil listrik dan sekarang sudah menjadi pasar terbesar di dunia untuk mobil listrik," ungkap Presiden.

Baca juga: Presiden: Indonesia makin kompetitif di industri otomotif

Tantangan kedua adalah distrupsi teknologi atau sesuatu yang menggeser teknologi yang telah mapan dan menggoyang industri atau produk yang kemudian melahirkan industri baru.

Contohnya adalah seperti kendaraan otonom yang bisa mengendarai dirinya sendiri dan aplikasi transportasi daring seperti Gojek, Grab dan Uber.

Presiden lalu memberikan contoh sejumlah kendaraan otonom yang dibuat di perusahaan rintisan di Silicon Valley untuk mengantarkan barang dan minivan di Los Angeles yang berfungsi sebagai shuttle penumpang di dalam kampus dengan menjalankan rute tetap.

Terkait aplikasi transportasi daring, lanjutnya, saat ini terjadi perubahan definisi dari mobil yang tadinya "hanya" sebuah produk sudah beralih menjadi sebuah jasa.

"Anak-anak kita semakin terbiasa panggil Grabcar, Gocar, dan mungkin akan malas belajar menyetir anak-anak kita, malas bikin SIM, nanti anak-anak kita makin banyak yang bilang loh, ngapain saya belajar nyetir dan beli mobil? Kalau butuh mobil tinggal panggil pakai aplikasi dan sudah dimulai di negara-negara lain," kata Presiden.

Sedangkan tantangan ketiga adalah adanya risiko jangka pendek dalam industri otomotif yang harus diwaspadai. Hal tersebut karena prediksi siklus otomotif yang mungkin sudah mulai memuncak terutama di pasar-pasar besar seperti AS dan Tiongkok.

Presiden pun mengingatkan industri otomotif dalam negeri bahwa industri tersebut sangat peka terhadap siklus ekonomi yang ada dan harus siap bila industri otomotif nasional mengalami pelambatan.

Baca juga: Hati Presiden ada di industri otomotif, kata Menperin

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018