“Penundaan dapat disebabkan banyak faktor dan SpaceX belum menginformasikan data mengenai hal tersebut," kata VP Corcomm PT Telkom Indonesia Tbk., Arief Prabowo, di Orlando, Kamis.
Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) merupakan kontraktor peluncuran yang ditunjuk PT Telkom Tbk.
Menurut Arief, penundaan itu tidak memberi konsekuensi apapun terhadap perusahaan karena semua sudah terasuransikan.
SpaceX dipilih sebagai kontraktor peluncuran, selain memiliki kredibilitas yang baik dengan rasio tingkat kesuksesaan peluncuran yang tinggi (mencapai 98 persen dalam proyek –proyek sebelumnya), karena menawarkan harga paling ekonomis berkat teknologi “flight proven” yang disematkan pada Roket Falcon 9.
Teknologi itu membuat roket tak hanya sekali pakai setelah diluncurkan tetapi dapai dipakai kembali.
Satelit Merah Putih merupakan satelit ke-10 sejak yang pertama diluncurkan pada tahun 1976. Satelit pertama adalah Satelit Palapa, dan hingga saat ini ada dua satelit yang masih aktif yaitu, Satelit Telkom-2 dan Telkom 3S.
Satelit Merah Putih yang membawa bahan bakar berbobot 3,5 ton itu dibangun selama 30 bulan oleh kontraktor satelit Space System/Loral (SSL), yang akan berada di antariksa Selat Karimata pada garis orbit 108 Bujur Timur.
Peluncuran Satelit Merah Putih diharapkan mampu memecahkan masalah jaringan komunikasi di Indonesia mengingat letak topografi kepulauan yang sangat luas sehingga tidak mungkin dijangkau jaringan serat optic seluruhnya.
Selain untuk memenuhi permintaan penggunaan jaringan satelit di dalam negeri yang cukup besar, Telkom melihat terbukanya peluang bisnis yang menjanjikan di kawasan Asia Selatan.
Pewarta: Saptono
Editor: Sapto HP
Copyright © ANTARA 2018