BMKG latih nelayan pahami cuaca

3 Agustus 2018 00:39 WIB
BMKG latih nelayan pahami cuaca
Arsip. Petugas mengukur intensitas waktu matahari bersinar dalam satu hari dengan menggunakan alat "Campbell Stokes" di Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Selasa (31/7). BMKG setempat mengimbau masyarakat dalam sepekan kedepan untuk waspada terhadap angin kencang disertai hujan dengan intensitas sedang dan lebat pada pagi dan malam hari terutama di Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Simeulue, Aceh Selatan dan Aceh Singkil. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Cirebon (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengadakan sekolah lapang iklim bagi nelayan di Jawa Barat, sebagai upaya melatih nelayan dalam memahami kondisi cuaca.

"Kita menginginkan nelayan bisa mengetahui informasi khususnya masalah gelombang dan cuaca yang berkaitan dengan pekerjaan mereka," kata Debuti Kepala Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono R. Prabowo di Cirebon, Kamis.

Pelatihan diikuti oleh para penyuluh perikanan atau nelayan, Dinas Perikanan Kelautan dan organisasi nelayan serta instansi terkait.

Dia mengatakan kegiatan yang diikuti oleh perwakilan para penyuluh itu diharapkan bisa menjadi jembatan bagi BMKG dalam memberikan informasi mengenai cuaca kepada nelayan.

Karena, kata Mulyono, nelayan merupakan pengguna informasi dari BMKG seperti cuaca buruk di laut, gelombang dan yang lainnya, untuk itu informasi yang dikeluarkan oleh BMKG juga harus bisa dimengerti mereka.

"Sehingga informasi teknis dari kami bisa dipakai dan dimengerti oleh nelayan," tuturnya.

Mulyono menambahkan pada prisipsinya diadakan sekolah lapang iklim itu bagaimana informasi dari BMKG bisa dipahami oleh pengguna informasi atau para nelayan.

Paling tidak kata Mulyono, nelayan paham terlebih dahulu dan juga bisa memanfaatakan informasi BMKG. Sehingga ketika nelayan itu paham mereka bisa mengantisipasi kondisi cuaca.

"Terutama ketika aktivitas turun ke laut, tidak hanya turun saja, tapi bisa mempertimbangkan adanya potensi gelombang tinggi dan air pasang pada jam sekian harus turun dan juga balik," tambahnya.

(KR-KHR/A025)

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018