Lomba yang merupakan awal sebelum perlombaan secara nasional di Tepian Narosa Kota teluk Kuantan itu, dibuka oleh Bupati Kuantan Singingi Mursini dengan menaiki dan melepas Perahu Baganduang.
"Bupati berharap tradisi pergelaran seni budaya masyarakat tetap dilestarikan," kata Kasubbag Informasi dan Hubungan Antar Media Selfi Keswita di Teluk Kuantan, Jumat.
Selfi Keswita mengatakan, ribuan warga Kuantan Mudik memadati acara festival tradisional Pacu Jalur Tingkat Rayon (PJTR) III, sementara Bupati Mursini dan Wakil Bupati Halim terlihat sangat menikmati event tersebut.
Pada tahun 2018 ini, Tradisi Budaya Perahu Baganduang (TBPB) telah menjadi salah satu Tradisi Budaya Terpopuler (TBT) dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) dan yang telah masuk menjadi salah satu objek wisata tahunan yang menarik.
"Ini merupakan kebanggaan seluruh masyarakat maupun pemerintah," katanya.
Ia juga menyebutkan, Kecamatan Kuantan Mudik memiliki beragam khasanah budaya, yang secara turun temurun masih tetap terjaga keasriannya, salah satunya Perahu Baganduang yang diperkirakan telah ada sejak Abad XVII Masehi menjadi penarik acara.
Acara pelepasan event Pacu Jalur Tingkat Rayon (EPJTR) III, yang diselenggarakan di Tepian H. Saidina Ali Desa Luai, Kuantan Mudik dengan 48 peserta cukup memberikan suguhan menarik bagi masyarakat dan penonton yang menyaksikan acara.
"Jalur Tapak Godang Sungai Gorakan dari Desa Pasar Gunung Kecamatan Gunung Toar dengan Jalur Singa Kuantan dari Desa Sungai Pinang Hulu Kuantan sebagai peserta lomba pertama," terangnya.
Menurutnya, sambil menaiki Perahu Baganduang Bupati Mursini bersama Wakil Bupati Halim melepas peserta lomba dengan diawali tembakan meriam di pancang start serta kibaran bendera.
Event Pacu Jalur Tingkat Rayon (EPJTR) III berlangsung mulai Kamis (2/8) hingga Sabtu (4/8) 2018 diikuti 48 peserta.
Peserta berasal dari empat kecamatan terdiri atas 8 jalur dari Kuantan Tengah, 10 dari Hulu Kuantan, 10 Gunung Toar dan 19 Kuantan Mudik, mereka akan memperebutkan sejumlah hadiah menarik yang disedikan oleh panitia.
Pewarta: Asripilyadi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
