• Beranda
  • Berita
  • ACT dampingi anak korban reruntuhan gempa Lombok

ACT dampingi anak korban reruntuhan gempa Lombok

3 Agustus 2018 13:50 WIB
ACT dampingi anak korban reruntuhan gempa Lombok
Iluistasi - Ridwan Wahyudi (6) salah seorang anak korban gempa bumi dipangku orang tuanya di tenda pengungsian SDN 1 Obel-Obel, Kecamatan Sambelia, Selong, NTB, Senin (30/7/2018). (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Untuk kesehatan fisiknya sudah mendapatkan pendampingan dari dokter kami. Perkembangan kesehatannya sampai sekarang masih terus di pantau. Kondisi fisiknya sudah mulai membaik,

Sembalun, (ANTARA News) - Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Perwakilan Nusa Tenggara Barat, memberikan pendampingan kesehatan fisik maupun psikologis kepada Cholis, korban gempa bumi berusia 11 tahun asal Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, yang terkena reruntuhan bangunan.

"Saat gempa Minggu (29/7) pagi, yang pertama itu, rumahnya yang ada di depan lapangan, roboh dan kata orang tuanya dia terkena reruntuhan. Kepala bagian kanannya yang kena," kata Hafids, salah seorang petugas ACT Perwakilan NTB di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Jumat.

Untuk penanganan kesehatan fisik akibat terkena reruntuhan tembok tersebut, Tim ACT memberikan pendampingan khusus kepada Cholis, terhitung sejak setelah gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter pada Minggu (29/7) pagi, pukul 06.47 Wita.

"Untuk kesehatan fisiknya sudah mendapatkan pendampingan dari dokter kami. Perkembangan kesehatannya sampai sekarang masih terus di pantau. Kondisi fisiknya sudah mulai membaik," ujarnya.

Untuk kesehatan psikologis Cholis, Hafids bersama timnya juga terus memberikan pendampingan. Trauma pascagempa bumi tersebut, kata Hafids, sudah bisa dihadapinya dengan berkumpul kembali bermain bersama teman sebayanya.

"Awalnya dia suka murung, makanya orang tuanya khawatir dan minta tolong ke kita. Tapi seperti yang kita lihat tadi, dia sudah bisa ceria lagi, bermain bola sama teman sebayanya, main `game` juga," ucap Hafids.

Cholis merupakan salah satu dari ratusan korban gempa bumi yang terjadi pada Minggu (29/7) pagi.

BPBD NTB mencatat 17 orang yang meninggal dunia. Lima orang di Kabupaten Lombok Utara dan 12 orang di Kabupaten Lombok Timur. Data sementara, 2.301 rumah rusak berat, 596 rusak sedang dan 2.551 rusak ringan.

Seluruh rumah penduduk yang rusak tersebar di Kecamatan Sembalun dan Sambelia di Kabupaten Lombok Timur. Sedangkan di Kabupaten Lombok Utara, tersebat di Kecamatan Bayan, Kayangan, Gangga, Tanjung, dan Pemenang.

Kerusakan rumah penduduk akibat gempa bumi juga dilaporkan ada di Kecamatan Kuripan, dan Gunung Sari, di Kabupaten Lombok Barat. Ada juga di Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat.

Gempa bumi juga merusak sebanyak 55 tempat ibadah, 45 sarana pendidikan, dan 5 sarana kesehatan terutama puskesmas.*

Baca juga: Korban gempa Lombok enggan kembali ke rumah

Baca juga: Korban gempa belajar di sekolah ramah anak

 

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018