Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan pendampingan kepada pelaku usaha untuk mengembangkan desain produk berorientasi ekspor, guna meningkatkan daya saing dalam penetrasi pasar ekspor.Persaingan di pasar global semakin ketat dan dinamis, karena itu pihaknya mempersiapkan produk ekspor Indonesia yang unik, bernilai tambah, dan inovatif.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda mengatakan kepada Antara di Jakarta, Jumat, persaingan di pasar global semakin ketat dan dinamis, karena itu pihaknya mempersiapkan produk ekspor Indonesia yang unik, bernilai tambah, dan inovatif.
"Beberapa hal tersebut merupakan hal yang tidak dapat dihindari, bahkan menjadi prasyarat untuk dapat memenangkan kompetisi pasar termasuk ke pasar nontradisional," kata Arlinda.
Salah satu program untuk mengoptimalkan nilai desain dari produk dalam negeri adalah Fasilitasi Pendampingan Desain atau Designer Dispatch Service (DDS), di mana pelaku usaha mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan Desainer Produk terpilih.
Selain itu, beberapa program yang telah dijalankan sebagai upaya pengembangan produk ekspor antara lain Klinik Produk Ekspor, Fasilitasi Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual, Pengembangan Merek, dan menyediakan klinik konsultasi bagi produk berorientasi ekspor melalui "Indonesia Desain Development Center"?(IDDC).
Hasil yang diharapkan dari keseluruhan program tersebut adalah terciptanya produk yang mampu berkompetisi di kancah perdagangan internasional.
Arlinda mengharapkan produk ekspor Indonesia itu merupakan produk unggulan berstandar internasional, serta sesuai dengan tren dan selera pasar.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag Ari Satria mengatakan saat ini permintaan dunia didominasi oleh produk manufaktur yang mencapai 81 persen, sedangkan untuk produk primer hanya 19 persen.
"Hal ini menunjukan bahwa permintaan dan perdagangan dunia sudah sangat didominasi oleh produk yang bernilai tambah," kata Ari.
Menurutnya, Indonesia perlu menerapkan strategi diversifikasi produk, khususnya pada sektor industri hilir agar menjadi produk manufaktur bernilai tambah.
Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag telah berupaya untuk mengembangkan struktur pasar ekspor Indonesia yang semakin mengedepankan industri manufaktur.
Berdasarkan data 2017, kinerja ekspor produk manufaktur Indonesia memiliki pangsa pasar ekspor sebesar 53 persen, sedangkan untuk produk primer mencapai 47 persen.
Kemendag sendiri juga tengah fokus untuk membuka pasar ekspor nontradisional seperti ke negara-negara di kawasan antara lain Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah, Eurasia, serta Asia Selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh dan Srilanka.
Namun, selain itu juga tetap mempertahakankan pasar ekspor tradisional, serta meningkatkan daya saing produk ekspor, dan melakukan diversifikasi produk ekspor.
Baca juga: Produk Indonesia bersaing dalam kompetisi desain di Jepang
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018