Kepala Riset Alvara Research Center saat rilis survei di Jakarta, Jumat, mengatakan, elektabilitas Jokowi mencapai 48,4 persen meningkat 3,6 persen dibanding survei pada April- Mei lalu yang sebesar 46,8 persen.
Sementara Prabowo Subianto meningkat cukup tajam dari 27,2 persen pada survei April-Mei menjadi 32,2 persen dalam survei terkini.
Kedua kandidat semakin meninggalkan jauh para pesaingnya. Kandidat terdekat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan suara responden 1,4 persen, sedikit di atas Gatot Nurmantyo (1,2 persen).
"Peningkatan elektabilitas keduanya karena dinamika politik saat ini telah mengkerucut kepada kedua nama tersebut, sehingga orang sudah mulai menentukan pilihan," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, suara yang belum menentukan juga semakin berkurang. Sedangkan suara pasangan lain di luar kandaidat juga mengalami penurunan.
Dalam survei yang dengan responden 1.142 orang tersebut, mereka yang belum menentukan pilihan menurun menjadi 12 persen, dibandingkan dengan survei pada April-Mei yang sebesar 15,1 persen.
Selain itu, menurut dia, peningkatan elektabilitas Jokowi juga didukung dengan tingkat kepuasan publik yang meningkat dibandingkan survei sebelumnya.
Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi mencapai 71,1 persen menyatakan puas dan 4 persen sangat puas. Meningkat bila dibandingkan survei sebelumnya sebesar 65,9 persen yang menyatakan puas dan 6,8 persen yang sangat puas.
Namun dari seluruh kategori tema kepuasan kinerja, terdapat tiga tema ekonomi yang justru menurun yaitu kesejahteraan tenaga kerja dari 57,1 persen menjadi 56,4 persen, kemudahan lapangan kerja dari 53,7 persen menjadi 53,3 persen dan pengentasan kemiskinan dari 56,2 persen menjadi 54,4 persen.
"Di tiga isu ekonomi itulah dimanfaatkan dengan baik oleh pihak Prabowo dalam membentuk narasi di sosial media. Oleh karenanya, kenaikan Prabowo mampu lebih tinggi dibanding Jokowi," katanya.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018