Merapi masih berstatus waspada

3 Agustus 2018 23:41 WIB
Merapi masih berstatus waspada
Warga melihat lokasi kekeringan Embung Musuk II dengan berlatar belakang gunung Merapi di Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (27/7/2018). Menurut warga setempat, sudah sebulan terakhir embung Musuk II yang digunakan sebagai pasokan air untuk kebutuhan warga dan pertanian di lereng gunung Merapi tersebut mengalami kekeringan pada musih kemarau ini. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Kegempaan (di Gunung Merapi) pada minggu ini masih fluktuatif di atas kondisi normal

Yogyakarta (ANTARA News) - Hingga saat ini aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi sehingga statusnya dipertahankan pada level II atau waspada.

"Kegempaan (di Gunung Merapi) pada minggu ini masih fluktuatif di atas kondisi normal," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik di Yogyakarta, Jumat.

Berdasarkan pangamatan sejak 27 Juli hingga 2 Agustus 2018 masih terjadi sejumlah aktivitas gempa di gunung teraktif di Indonesia tersebut. Gempa Vulkano-Tektonik dangkal (VTB) terekam 23 kali, gempa guguran (RF) 19 kali, gempa Low frequency (LF) terekam tujuh kali dan gempa tektonik (TT) 28 kali.

Sesuai pengamatan visual, selama sepekan pada pagi dan malam hari Gunung Merapi diselimuti cuaca cerah, semeantara pada siang dan sore hari berkabut.

Pada 27 Juli 2018 dari Pos Pengamatan Gunung Merapi juga masih teramati asap berwarna putih, tipis dari puncak gunung itu dengan tekanan gas lemah dan tinggi maksimum 350 meter.

Sementara itu, berdasarkan pengukuran EDM menghasilkan nilai jarak tunjam rata-rata untuk RK2 (sektor selatan) sebesar 6.506,95 meter. Data pemantauan baseline GPS Stasiun Selo Pasarbubar menunjukkan jarak sebesar 4.259,20 meter.

Adapun deformasi Gunung Merapi yang dipantau secara instrumental menggunakan EDM dan GPS tidak menunjukkan perubahan yang signifikan pekan ini. Pengukuran DOAS (Differential Optical Absorption Spectroscopy) menghasilkan nilai rata-rata emisi SO2 puncak 96,31 ton per hari.

"Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan dinyatakan dalam tingkat aktivitas waspada," kata Hanik.

Dengan status tersebut, kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.

"Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi," kata Hanik.

Baca juga: BPPTKG masih mempertahankan status waspada Gunung Merapi
Baca juga: Gunung Merapi diselimuti kabut

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018