Sampit (ANTARA News) - Kebakaran lahan gambut masih terjadi di lokasi yang sulit dijangkau di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.Siang tadi ada satu helikopter yang dikirim dari Palangka Raya untuk melakukan water bombing kebakaran lahan di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan
Pemadaman dilakukan melalui udara dengan cara "water bombing" atau pengeboman mengunakan air.
"Siang tadi ada satu helikopter yang dikirim dari Palangka Raya untuk melakukan water bombing kebakaran lahan di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Muhammad Yusuf di Sampit, Jumat.
Sepekan terakhir hujan deras beberapa kali mengguyur di sejumlah wilayah Kotawaringin Timur, khususnya di Sampit. Namun ternyata hujan terjadi tidak merata sehingga masih ada terjadi kebakaran lahan gambut.
Saat kemarau seperti ini gambut sangat kering sehingga mudah terbakar. Parahnya, lahan gambut yang terbakar sangat sulit dipadamkan karena api terus membakar hingga ke dalam tanah, meski di permukaan tanah terlihat sudah padam.
Beberapa waktu terakhir, kebakaran lahan cukup sering terjadi di Mentaya Hilir Selatan, di antaranya di Desa Basirih Hilir. Lokasi kebakaran sangat sulit dijangkau melalui jalur darat dan letaknya jauh dari sumber air, sehingga menyulitkan upaya pemadaman.
Mengatasi itu, Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kotawaringin Timur meminta bantuan pemerintah provinsi.
Untuk itulah pemadaman dilakukan melalui jalur udara dengan pengeboman air menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
BNPB menyiagakan dua helikopter untuk pemadaman melalui udara. Dua helikopter itu disiagakan di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya dan Bandara Iskandar Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat.
Yusuf menegaskan, meski hujan deras beberapa kali terjadi, namun tim gabungan tetap siaga 24 jam. Jika terjadi kebakaran lahan yang lokasinya bisa dijangkau melalui jalur darat, maka tim langsung terjun ke lokasi memadamkan kebakaran lahan tersebut dengan cepat.
Saya belum mengecek data terakhir berapa luasan lahan yang terbakar. Data sebelumnya pada minggu lalu, sudah ada 198,5 hektare lahan yang terbakar. Semua lahan masyarakat. Belum ada hutan yang terbakar, terangnya.
Yusuf meminta masyarakat membantu mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Jangan sampai terjadi kebakaran parah dan kabut asap seperti tahun 2015 lalu karena dampaknya akan merugikan masyarakat luas.
Baca juga: Jambi mulai dilanda kabut asap
Baca juga: Musi Banyuasin maksimalkan Tim Reaksi Cepat "Hotspot"
Baca juga: BNPB yakinkan Asian Games bebas asap
Pewarta: Norjani
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018