Sebelumnya, bintang olah raga berusia 33 tahun itu menyebut Donald Trump sedang "memecah belah" negara, dalam wawancaranya dengan Don Lemon dari CNN.
Nyonya Trump pun mengeluarkan pernyataan melalui juru bicaranya, Stephanie Grisham:
"Tampaknya LeBron James melakukan hal-hal baik mewakili generasi mendatang kita, dan seperti apa yang selalu dilakukan Ibu Negara, Beliau mendorong semua orang untuk berdiskusi secara terbuka soal isu yang dihadapi anak-anak," kata Stephanie Grisham.
"Seperti yang diketahui, Nyonya Trump bepergian ke seluruh negara dan penjuru dunia untuk berbicara dengan anak-anak soal kesejahteraan dan kesehatan mereka, serta pentingnya tanggung jawab perilaku online dengan yayasan BeBest."
Di akhir pernyataan, disebutkan Ibu Negara "bersedia berkunjung ke Promise School di Akron" (sebuah sekolah yang baru-baru ini dibuka LeBron James di kota kelahirannya di mana anak-anak mendapat sarapan, makan siang dan kudapan gratis, serta sepeda gratis).
Menanggapi wawancara James itu, Presiden Trump menulis pada Jumat malam: "Lebron James baru saja diwawancarai oleh pria paling bodoh di televisi, Don Lemon."
"Dia membuat Lebron terlihat pintar, yang tidak mudah dilakukan," tambahnya.
Tampaknya mengacu pada legenda bola basket Michael Jordan, Presiden Trump menulis, "Saya suka Mike!"
Michael Jordan kemudian menanggapi melalui juru bicaranya. "Saya mendukung LeBron James. Dia melakukan pekerjaan luar biasa untuk komunitasnya," kata Jordan, menurut CNN.
Beberapa hari sebelumnya, LeBron James, peraih MVP NBA empat kali itu menjelaskan bahwa: "Saya tidak bisa duduk diam dan tidak mengatakan apa-apa" ketika dia menyaksikan Presiden Trump "memecah belah kita."
"Anda tahu, kita berada dalam posisi sekarang di Amerika di mana hal-hal soal ras ini telah diambil alih," katanya kepada Lemon, Senin. “Saya percaya presiden kita agak mencoba untuk memecah belah kita. Dia adalah - saya tidak ingin mengatakan agak. Dia memecah belah kita."
Sebagai contoh, James mengutip kontroversi atas pemain NFL yang berlutut selama lagu kebangsaan, sebuah gerakan yang dimulai pada tahun 2016 oleh quarterback San Francisco 49ers Colin Kaepernick sebagai cara untuk menarik perhatian atas penindasan berlanjut pada orang-orang karena ras mereka di Amerika Serikat.
Presiden Trump terus memunculkan protes selama demonstrasi dan di Twitter. Dia juga mengancam akan menghilangkan keringanan pajak untuk NFL, mendesak pemilik tim untuk menghalau atau bahkan memecat atlet yang "tidak menghormati bendera kita," demikian seperti dilansir People.
Baca juga: Menebak Melania Trump dari gaya berbusananya
Baca juga: Jordan bela LeBron James yang dilecehkan Trump
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018