Mataram (ANTARA News) - Dinding Rumah Sakit Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, retak serta kanopi di lantai dasar roboh akibat gempa bumi berkekuatan 7,0 Skala Richter, Minggu pukul 19.46 Wita.Mohon keluar semua, ini perintah dari direktur..
Asrin, petugas keamanan Unram yang ditemui wartawan di lokasi mengatakan tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.
"Ada petugasnya yang jaga malam, tapi pada saat gempa semua lari keluar. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa," kata dia.
Dari luar gedung berlantai enam tersebut, empat lantai dinding gedung mengalami tanda-tanda retak yang cukup besar. Sarana dan prasarana di dalam ruang IGD terlihat berantakan.
Namun tidak satu pun petugas yang berjaga malam di IGD RS Unram itu. Begitu juga dengan rekan-rekan Asrin.
Tidak lama kemudian, datang rekan Asrin yang juga petugas keamanan Unram. Bersama anak dan istrinya menggunakan sepeda motor, pria yang belum sempat ditanyakan namanya itu meminta kepada seluruh warga yang melihat kondisi kerusakan gedung keluar.
"Mohon keluar semua, ini perintah dari direktur. Kami takut nantinya akan ada gempa susulan," katanya yang sembari meminta Asrin untuk menutup seluruh akses masuk halaman RS Unram.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat menyatakan peringatan dini tsunami yang disebabkan gempa bumi 7,0 SR di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, telah berakhir.
Informasi dari Humas BMKG menyebutkan peringatan dini tsunami tersebut berakhir pada pukul 21.25 Wita.
Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami pascagempa bumi itu. BMKG mendeteksi kenaikan gelombang dengan ketinggian 0.135 m di Carik, Lombok Utara pada pukul 18.48 WIB dan Badas, Kabupaten Sumbawa dengan ketinggian 0.100 m pada pukul 19.54 Wita.
Baca juga: Lombok diguncang gempa lagi, kini 7.0 skala Richter
Baca juga: BMKG: Lombok status waspada tsunami
Baca juga: BMKG nyatakan peringatan dini tsunami berakhir
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018