• Beranda
  • Berita
  • Simpati untuk korban gempa mengalir lewat #PrayForNTB

Simpati untuk korban gempa mengalir lewat #PrayForNTB

6 Agustus 2018 09:51 WIB
Simpati untuk korban gempa mengalir lewat #PrayForNTB
Seorang perempuan melintas dekat kios yang temboknya roboh pascagempa bumi di Dusun Lendang Bajur, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/8/2018). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapatkan laporan sementara jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter sampai dengan pukul 03.20 Wita Senin 6 Agustus 2018 sebanyak 82 orang. (ANTARA /Ahmad Subaidi)
Jakarta (ANTARA News) - Warganet menuangkan simpati mereka untuk masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat yang kembali diguncang gempa pada Minggu (5/8) malam lalu.

Di media sosial, dukungan dan doa untuk Nusa Tenggara Barat disatukan oleh tanda pagar #PrayForNTB pagi ini. Warganet banyak menggunakan tagar #PrayForNTB untuk mencuitkan artikel berita maupun informasi yang berkaitan dengan gempa semalam.

Warganet juga mengajak orang lain untuk mendoakan para korban gempa dengan #PrayForLombok, salah satunya adalah akun resmi Dewan Perwakilan Rakyat.

“Mari kita doakan semoga Saudara-Saudara kita di Lombok, NTB, Bali, dan sekitarnya yang baru tertimpa musibah gempa bumi, selalu dalam perlindungan Allah SWT, Tuhan YME dan semoga tetap diberi kekuatan, ketabahan dan terhindar dari bencana susulan lainnya. #PrayForLombok,” cuit @DPR_RI.

Gempa 7 skala Richter mengguncang daerah Lombok Utara sekitar pukul 18:46, Minggu (5/8). Gempa berpusat pada kedalaman 15 kilometer dan berlokasi pada 8.37 Lintang Selatan dan 116.48 Bujur Timur.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika sempat mengeluarkan peringatan dini potensi tsunami setelah gempa untuk daerah di sekitar Lombok Utara.

Lombok juga mengalami gempa bumi pada akhir bulan Juli lalu.

Baca juga: Satu keluarga meninggal tertimbun bangunan
Baca juga: BNPB: Korban meninggal kebanyakan akibat tertimpa bangunan


 

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018