Pemberangkatan pasukan gabungan Marinir yang terdiri dari kesehatan, infanteri, kavaleri, zeni dan perbekalan dengan menggunakan pesawat angkut C-130 Hercules TNI Angkatan Udara itu dipimpin oleh Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen TNI Lodewyk Pusung, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin.
Asops Panglima TNI mengatakan, pengerahan pasukan TNI ke Lombok merupakan perintah Presiden Joko Widodo kepada Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto untuk segera dilakukan.
"Kalian harus menyiapkan diri di sana. Jangan menjadi beban, siapkan logistik dengan baik," kata Asops Panglima TNI dalam pengarahannya.
Menurut dia, tugas untuk membantu korban yang terkena bencana merupakan tugas mulia, sehingga perlu keseriusan dalam mengemban tugas ini.
Ia juga meminta agar memprioritaskan korban gempa yang masih hidup untuk segera di evakuasi guna mendapatkan penanganan medis.
"Bukannya kita tidak memprioritaskan korban yang sudah meninggal, namun yang masih hidup lebih prioritas untuk mendapatkan pengobatan," ujarnya.
Selain personil, material yang dibawa, antara lain, perangkat perawatan medis, obat-obatan, perangkat dokter, tenda rumah sakit lapangan enam unit, truk logistik satu unit, truk personil satu unit, ambulans satu unit dan dapur lapangan.
Selain pemberangkatan di Halim, tambah dia, TNI juga telah mengirimkan pasukan Kostrad untuk membantu korban gempa yang memakan korban 82 orang melalui Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang.
"Saat ini tengah dipersiapkan kapal rumah sakit, KRI Soeharso - 990 yang berangkat dari Surabaya," katanya.
Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen TNI M Sabrar Fadhilah menambahkan, sebanyak 82 personil Kostrad telah diberangkatkan ke Lombok untuk membantu korban gempa.
"Telah berangkat 82 personil batalyon kesehatan Kostrad tadi pagi sekitar pukul 06.00 WIB," ujarnya.
Rencananya pada hari ini, sebanyak 100 personil dari Pasukan Marinir - 2 yang berada di Surabaya juga akan di berangkatkan melalui Lanudal di Surabaya.
Gempa bermagnitudo 7 mengguncang Lombok Utara, NTB, dan sekitarnya yang terjadi pada pukul 18.46 Wita, berpusat di 8.25 LS,116.49 BT, sekitar 27 km di arah timur laut. Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB pada Senin (6/8) pukul 04.00 Wita mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat gempa adalah 82 orang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebagian besar korban meninggal dunia akibat tertimpa bangunan yang roboh.
"Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram, katanya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018