Jakarta, (ANTARA News) - Masyarakat terdampak gempa berkekuatan 7 skala richter di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat membutuhkan tenda, alas tidur, dan selimut, kata relawan Palang Merah Indonesia yang berada di Lombok Timur, Nashir Jamaludin.Rata-rata tidur di jalan kampung, beberapa di pematang sawah yang lokasi-lokasinya sangat terbuka, untuk menghindari reruntuhan. Banyak diantaranya balita dan anak-anak,
"Bantuan paling utama tenda dan terpal. Masyarakat tidak berani lagi berada di dalam rumahnya, jadi butuh tenda, terpal, selimut dan alas tidur," kata Nashir saat dihubungi dari Jakarta, Senin.
Dia mengatakan sebagian besar masyarakat Lombok tidak ada yang kembali ke rumah setelah terjadi gempa berkekuatan 7 SR pada Minggu (5/8) pukul 18.46 WIB karena takut terjadi gempa susulan.
Warga memilih untuk bermalam dan tidur di tempat-tempat terbuka guna menghindari tertimpa reruntuhan gedung maupun tiang.
"Rata-rata tidur di jalan kampung, beberapa di pematang sawah yang lokasi-lokasinya sangat terbuka, untuk menghindari reruntuhan. Banyak diantaranya balita dan anak-anak," kata Nashir.
Cuaca di Lombok saat ini panas dan berubah sangat dingin di malam hari.
Nashir menjelaskan hingga saat ini kondisi warga masih trauma dan tidak berbuat apa-apa. Warga hanya menunggu arahan dari pihak berwenang.
Petugas gabungan dari TNI, Polri, dan Basarnas masih menyisir reruntuhan untuk mencari korban karena berdasarkan laporan masyarakat masih ada beberapa orang yang belum terlihat.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pemutakhiran, Senin, pukul 3.00 WIB, korban jiwa telah mencapai 82 orang.
Korban meninggal dunia di Kabupaten Lombok Utara 65 orang, di Kabupaten Lombok Barat sembilan orang, Lombok Tengah dua orang, Lombok Timur dua orang, dan Kota Mataram empat orang. *
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018