Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden, Jusuf Kalla, mengatakan, pengemudi ojek 'online' boleh melakukan demonstrasi, namun jangan membuat malu nama Indonesia di mata internasional mengingat unjuk rasa tersebut akan bertepatan dengan hari pembukaan Asian Games 2018, di Jakarta.
"Bisa saja (berunjuk rasa), silakan di tempat tertentu tapi tidak sampai mempermalukan kita di mata (internasional), yang menghalangi jalan dan juga tidak simpatik (karena) itu merusak kehormatan bangsa," kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan, penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang menjadi kehormatan bagi bangsa, oleh karena itu dia berharap para pengemudi ojek "online" untuk tidak mencoreng nama Indonesia dengan menggelar unjuk rasa yang sifatnya merusak.
"(Menjadi tuan rumah) Asian Games ini kan merupakan martabat bangsa, ya janganlah dengan situasi ini digunakan pula oleh teman-teman ojek 'online' yang sebenarnya selama ini juga tetap boleh beroperasi," tambahnya.
Sebelumnya, sejumlah pengemudi ojek daring Grab berniat akan menggelar aksi unjuk rasa pada 18 Agustus, bersamaan dengan hari pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta. Hal itu dilakukan sebagai bentuk penolakan mereka terhadap kenaikan tarif.
Presidium Gerakan Aksi Roda Dua Indonesia menyayangkan sikap manajemen Grab yang mempersilakan mitranya melakukan demonstrasi saat Pembukaan Asian Games 2018 (Aksi 188).
Ketua Presidium Garda, Igun Wicaksono, mengatakan, manajemen perusahaan Grab seakan mendorong para mitranya untuk melanjutkan "Aksi 188" dengan menolak mengakomodiasi tuntutan para mitra ojek onlinenya tersebut.
Grab bersikukuh pada kebijakannya melakukan tarif rendah seperti saat ini dan dinilai melakukan strategi "bakar uang" (jual rugi/predatory pricing) dengan harapan bisa memenangkan persaingan secara mudah.
"Manajemen Grab sangat tidak kooperatif dan tidak menghargai usaha yang dilakukan oleh Negara dan Pemerintah RI untuk meredam gejolak aksi yang akan dilakukan oleh para mitranya," ujar dia.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018