Sejumlah desa di Lombok terisolasi akibat gempa

7 Agustus 2018 18:42 WIB
Sejumlah desa di Lombok terisolasi akibat gempa
Ilustrasi - Foto areal kondisi rumah yang rusak akibat gempa bumi di Lombok Barat, NTB, Selasa (7/8/2018). Sejumlah warga mulai memberanikan diri untuk mengamankan barangnya dari rumahnya yang rusak karena khawatir dijarah oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. (ANTARA /Zabur Karuru)

Mereka masih memerlukan makanan, terpal, selimut, air bersih, penerangan, obat-obatan, tenaga medis dan pakaian, mandi cuci kakus, kegiatan belajar dan pemulihan trauma,

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan beberapa desa di Lombok terisolasi dan masih memerlukan bantuan setelah gempa.

"Mereka masih memerlukan makanan, terpal, selimut, air bersih, penerangan, obat-obatan, tenaga medis dan pakaian, mandi cuci kakus, kegiatan belajar dan pemulihan trauma," kata Sutopo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Sutopo mengatakan desa terisolasi tersebut berada di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat dan Lombok Timur.

Desa yang terisolasi di Lombok Utara yaitu Bayan Beleq, Mumbul Sari, dan Sambik Elen (Kecamatan Bayan); Desa Teniga dan Tegal Maja (Kecamatan Tanjung); Desa Tukak Bendu Santong dan Desa Salut (Kecamatan Kayangan).

Desa yang terisolasi di Lombok Barat berada di Kecamatan Gunung Sari, yaitu Mekarsari, Kekait dan Wadon.

Baca juga: Menko Polhukam pastikan bantuan untuk korban gempa sudah tersalurkan
Baca juga: BUMN Hadir - Pelni siapkan kapal gratis pengirim bantuan ke Lombok


Sedangkan desa yang terisolasi di Lombok Timur yaitu Obel-obel, Belanting, Dara Kunci, Madayin, dan Bagik Manis (Kecamatan Sambalia); Sajang, Sembalun Lawang, Sembalun Timba Gading, Sembaliun Bumbung dan Bilok Petung (Kecamatan Sembalun).

"Yang paling parah terkena dampak gempa adalah Lombok Utara. Terdapat beberapa desa yang belum mendapatkan bantuan sama sekali," tutur Sutopo.

Sutopo mengatakan jumlah logistik terbatas dan tidak cukup bila dibandingkan dengan jumlah pengungsi.

Listrik juga masih padam. Di Lombok Utara, baru 25 persen rumah penduduk yang listriknya sudah menyala.

"Air bersih juga terbatas. PDAM Lombok Utara hancur. Mereka tidak bisa memproduksi dan mendistribusikan air. Padahal pengungsi menyebar," katanya.

Gempa di Lombok Timur dengan kekuatan 7 Skala Richter terjadi pada Minggu (5/8) pukul 18.46 WIB pada kedalaman 15 kilometer dengan pusat gempa di darat 18 kilometer Barat Laut Lombok Timur.

Sebelumnya, gempa juga terjadi di wilayah tersebut juga terjadi gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter pada Minggu (29/7) pukul 05.47 WIB.

Gempa-gempa susulan masih terus terjadi di wilayah tersebut sehingga masyarakat diimbau mewaspadai bangunan roboh. Hingga saat ini terdata 105 korban meninggal dunia dan lebih dari 200 orang luka-luka serta ribuan rumah warga rusak.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018