84 perguruan tinggi tergabung dalam Pertides

8 Agustus 2018 08:51 WIB
84 perguruan tinggi tergabung dalam Pertides
Ilustrasi: Sekjen Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi Anwar Sanusi meresmikan Balai Latihan Masyarajat (BLM) wilayah Sumatera yang berkedudukan di Kampar, Riau, Selasa (30/8/2016). (istimewa)
Jakarta (ANTARA News)- Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Sekjen Kemendes PDTT) Anwar Sanusi mengatakan sebanyak 84 perguruan tinggi telah tergabung dalam Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides).

"Jumlah ini terus meningkat seiring makin banyaknya jumlah perguruan tinggi yang tertarik dan konsentrasi pada pengembangan perdesaan," kata Anwar dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

Dia menambahkan termasuk Universitas Brawijaya juga anggota dari Pertides. Jumlah tersebut masih sedikit jika dibandingkan dari jumlah perguruan tinggi yang totalnya ada 4.000-an.

"Tapi kita tidak harus bekerja sama dengan semua perguruan tinggi. Kita perlu memilih perguruan tinggi yang selama ini memiliki konsentrasi di pembangunan perdesaan," katanya.

Anwar Sanusi mengatakan, dari 84 perguruan tinggi anggota Pertides ini, memiliki ribuan mahasiswa yang siap diluncurkan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik. Melalui program tersebut, lanjut dia, maka perguruan tinggi telah menjadi instrumen bagi percepatan pembangunan perdesaan.

"Bayangkan, setiap KKN ada ribuan mahasiswa yang diberi pengetahuan tentang desa, yang akhirnya mereka bisa membaca ternyata permasalahan desa itu begini, lalu kita ajarkan mereka mengelola dan memecahkan masalahnya," ujar Sekjen Kemendes PDTT.

Selain diharapkan membantu memecahkan permasalahan di desa, katanya, program KKN juga diyakini mampu menumbuhkan rasa cinta mahasiswa terhadap desa. Sehingga ketika mahasiwa tersebut telah menyelesaikan pendidikan, akan kembali ke desa menjadi pelopor pembangunan desa.

"Mereka (mahasiswa) kan ke desa tidak untuk main-main. Dengan diberikannya mereka kesempatan untuk memecahkan permasalahan di desa saat KKN, ini akan menimbulkan memori terutama kecintaan mereka terhadap desa," ujar dia.

Anwar Sanusi mengatakan, peran perguruan tinggi sangat besar dalam proses percepatan pembangunan desa, baik melalui KKN, penelitian, dan berbagai sumbangsih inovasi, seperti halnya teknologi tepat guna. Ia berharap, perguruan tinggi terutama yang tergabung dalam forum Pertides turut berperan aktif membantu pemerintah dalam mengentaskan desa tertinggal.

"Kami ingin perguruan tinggi memberikan dukungan pada progran kementerian. Mengkritik pun tidak masalah," harap dia.

Baca juga: Indonesia kekurangan insinyur profesional
 

Pewarta: Indriani
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018