Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, bidang konstruksi termasuk salah satu sektor yang menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurut BPS mencapai 5,27 persen pada kuartal II 2018.Sebagai salah satu Kementerian dengan anggaran terbesar, penyerapan anggaran Kementerian PUPR sebagai belanja pemerintah turut berperan. Oleh karenanya penyerapan diharapkan bisa dilakukan secara merata, tidak menumpuk di akhir tahun sehingga bisa te
"Sebagai salah satu Kementerian dengan anggaran terbesar, penyerapan anggaran Kementerian PUPR sebagai belanja pemerintah turut berperan. Oleh karenanya penyerapan diharapkan bisa dilakukan secara merata, tidak menumpuk di akhir tahun sehingga bisa tetap menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen," kata Menteri Basuki dalam rilis di Jakarta, Rabu.
Selain mempercepat realisasi belanja infrastruktur, Basuki juga meminta kepada seluruh balai dan Satker Kementerian PUPR di daerah memperhatikan kualitas infrastruktur yang dibangun dengan memperkuat pengawasan, serta mengelola dengan baik aset infrastruktur yang sudah dibangun.
Menteri PUPR mengingatkan bahwa balai kementerian PUPR di daerah tidak hanya sebagai manajer konstruksi yang hanya fokus dalam membangun tetapi juga dalam mengelola infrastruktur yang telah dibangun tersebut.
"Kepala Balai dan staf wajib mengetahui aset yang dimiliki, kondisi, lokasi dan pemanfaatan aset infrastruktur yang berada dalam lingkup tanggung jawabnya," katanya.
Balai, lanjut Basuki, juga wajib mensupervisi seluruh pekerjaan infrastruktur yang ada di daerah, termasuk yang dikerjakan Pemda, jika ada hal-hal yang belum memenuhi kaidah teknis ke-PU-an.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Erwin Aksa menyatakan bahwa sektor konstruksi sekarang merupakan bisnis yang paling menarik karena pemerintah gencar membangun infrastruktur.
"Sekarang bisnis yang menarik adalah bidang konstruksi infrastruktur, karena manufaktur saat ini sedang melambat," kata Erwin Aksa dalam diskusi "Peluang Bisnis Konstruksi di Indonesia" yang digelar di Jakarta, Rabu (18/7).
Menurut Erwin, jasa konstruksi saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu pelaung besar yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha nasional di samping berbagai sumber daya alam seperti batubara dan kelapa sawit.
Namun, ia juga menyoroti bahwa "booming"-nya sektor konstruksi ternyata masih memiliki sejumlah kelemahan seperti dalam aspek SDM, teknologi, dan juga permodalan.
"Itulah mengapa kita melihat beberapa hal yang seharusnya tidak terjadi (kecelakaan kerja saat mengerjakan konstruksi infrastruktur)," ucapnya.
Begitu pula dengan teknologi, di mana Erwin melihat bahwa saat ini merupakan eranya teknologi baru dalam bidang konstruksi yang terindikasi dengan banyaknya dibangun "elevated road" atau jalan layang.
Dalam bidang peningkatan SDM, ujar dia, Kadin juga siap bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam rangka mencari solusi untuk mempercepat pensertifikatan guna membenahi kualitas SDM konstruksi.
"Kebanyakan pekerja seperti di level mandor tidak punya sertifikasi dan ijazah. Kita harus pikirkan bagaimana mereka bisa memiliki sertifikat," ucapnya.
Baca juga: Konstruksi jadi penyumbang ketiga ekonomi 2016
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018