Mataram perpanjang libur sekolah sampai Sabtu

8 Agustus 2018 17:42 WIB
Mataram perpanjang libur sekolah sampai Sabtu
Arsip Foto. Sejumlah anak bernyanyi bersama dengan relawan di tempat penampungan pengungsi korban gempa bumi di Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8/2018), saat 2.935 korban gempa bumi mengungsi di tempat itu.(ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Mataram, Nusa Tenggara Barat (ANTARA News) - Setelah gempa 7 Skala Richter yang mengguncang Pulau Lombok pada Minggu malam(5/8), Pemerintah Kota Mataram memutuskan memperpanjang libur sekolah dari taman kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Pertama dan sekolah sederajat sampai Sabtu (11/8).

"Aktivitas proses belajar mengajar di semua sekolah tingkat TK, SD dan SMP se-Kota Mataram dimulai hari Senin (13/8). Sedianya, siswa mulai masuk Kamis (9/8)," kata Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Mataram Lalu Mahsun di Mataram, Rabu.

Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana, ia melanjutkan, menyampaikan kebijakan itu saat memimpin rapat persiapan masuk sekolah bersama Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan dan instansi terkait lain.

Ia menjelaskan Pemerintah Kota Mataram menerapkan kebijakan lokal itu karena hingga saat ini belum ada keputusan dari Pemerintah Provinsi mengenai perpanjangan masa libur sekolah.

Kebijakan memperpanjang libur sekolah, menurut dia, dijalankan dengan mempertimbangkan kemungkinan masih adanya gempa susulan dan banyaknya anak-anak yang masih harus tinggal di pengungsian bersama keluarga karena rumah mereka rusak. Pertimbangan lainnya, anak-anak masih membutuhkan waktu untuk pemulihan setelah trauma akibat gempa.

Meski memutuskan meliburkan anak-anak sekolah, Pemerintah Kota Mataram meminta para guru dan kepala sekolah tetap masuk pada Kamis (9/8) untuk mengecek kondisi sekolah didampingi para petugas dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).

"Selain itu, sekolah diminta memperbaiki sendiri kerusakan yang tidak terlalu parah, semisal retak kecil untuk segera ditutup sehingga saat masuk murid tidak melihat itu dan mereka tidak trauma," kata Lalu Mahsun.

Pemeritah Kota juga meminta sekolah membenahi ruang kelas, ruang guru, serta ruangan sekolah lain yang terdampak gempa.

"Dengan demikian, ketika anak-anak masuk tidak tampak pernah terjadi gempa bumi," ujarnya.

Ia juga mengingatkan para guru agar tidak langsung memulai kegiatan belajar mengajar saat anak-anak pertama masuk sekolah, namun memulainya dengan kegiatan ringan seperti menyanyi dan bermain untuk mendukung pemulihan trauma anak yang terdampak gempa.

"Terakhir, Wakil Wali Kota mengajak semua pegawai negeri sipil untuk melakukan aksi gotong-royong di sekolah SD maupun SMP se-Kota Mataram pada Jumat (10/8)," kata Lalu Mahsun.

Baca juga: Anak-anak korban gempa Lombok ingin sekolah
Baca juga: Korban gempa belajar di sekolah ramah anak

 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018