Menurut siaran pers kementerian, hingga Kamis dini hari Foreign Visitor Help Desk (FVHD) Kementerian Luar Negeri untuk Gempa Lombok masih menerima laporan dari beberapa perwakilan asing maupun wisatawan asing mengenai adanya warga asing yang butuh dievakuasi dari tiga Gili di Lombok, khususnya Gili Meno.
"Setelah membahas laporan yang masuk bersama Direktur Operasi Basarnas, Kemlu dan Basarnas putuskan untuk melakukan wrap up rescue ke tiga pulau Gili," kata Jean Annes, yang memimpin Tim FVHD di Lombok.
Dalam penyisiran di Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan, petugas berhasil mengevakuasi sekitar 70 warga asing dari 19 negara.
Selain itu, tim juga mendata 46 warga asing yang memutuskan tetap tinggal di Gili karena memiliki properti seperti villa, restauran, dan kafe di sana. Warga asing yang memilih tinggal di Gili berasal dari Inggris, Australia, Swedia, Perancis, Amerika, Belanda, Jerman, Polandia, Finlandia, Austria, China, Kanada, Spanyol, Afrika Selatan, Ukraina dan Rusia.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Polri. Karena itu Polri telah mengirimkan personelnya ke tiga pulau Gili untuk memastikan keamanan masyarakat dan keamanan properti yang ditinggalkan pemiliknya," ujar Jean Annes.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengirim Tim FVHD sejak hari pertama darurat bencana di Lombok pada 6 Agustus 2018. Tim tersebut ditugasi membantu pemerintah daerah serta Tim SAR di lapangan untuk menangani warga negara asing yang terdampak gempa.
Baca juga: Hingga 2.700 wisatawan dievakuasi dari kawasan Gili Matra
Baca juga: Kemenpar fasilitasi 1.000 wisatawan keluar Kepulauan Gili Lombok
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018