Sorong (ANTARA News) - Sebanyak 1500 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan di Sorong, Papua Barat, Jumat, membuat rekor baru Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk transaksi uang elektronik."Kalian perlu jaga kartu uang elektronik ini, karena seperti sama dengan uang tunai..."
Rekor baru MURI yang tercipta yakni pembelian alat perlengkapan sekolah menggunakan uang elektronik terbanyak yakni uang elektronik dari 1500 pelajar. Kemudian pembagian uang elektronik kepada pelajar terbanyak yakni 1500 kartu.
"Kalian perlu jaga kartu uang elektronik ini, karena seperti sama dengan uang tunai, kartu ini juga bisa digunakan untuk beli perlengkapan sekolah," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng di Aimas Convention Center (ACC) Sorong, Papua Barat, Jumat.
Penghargaan rekor itu diberikan kepada Kantor Perwakilan BI Papua Barat selaku tuan rumah pemecahan rekor. Pembagian uang elektronik itu juga menjadi bagian kampanye Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) ke berbagai daerah nusantara.
Beberapa penerbit uang elektronik yang terlibat dalam pembagian kepada pelajar itu, antara lain, PT Bank Mandiri Persero Tbk dengan uang elektronik "e-money", PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk (TapCash dan Your All Payment/YAP), dan PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (Brizzi).
Saldo yang diberikan melalui uang elektronik itu sekitar Rp30 ribu setiap kartu.
Selain membagikan dan mensoalisasikan uang elektronik serta memperkenalkan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), Bank Sentral juga mengedukasi Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah (CIKUR).
"Untuk memastikan keasilan uang rupiah, bisa dilakukan dengan 3D yakni Dilihat, Diraba dan Diterawang," ujar Sugeng.
Saykoji, penyanyi rap asal Jakarta, turut memeriahkan acara pemecahan rekor tersebut.
Baca juga: Pelabuhan Tanjungpinang jadi percontohan e-money nasional
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018