"Ini bantuan, saya sudah bicara dengan pemkab yang menerima bantuan. Yang ingin bangun lagi, harus ikut konstruksi tahan gempa yang akan `diguide` PUPR," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono usai rapat terbatas mengenai Penanganan Bencana Alam Provinsi Nusa Tenggara Barat di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat sore.
Menurut Basuki, konstruksi rumah yang diharapkan tahan gempa harus dilakukan di kawasan rawan gempa.
Untuk rumah yang mengalami rusak berat akan diberikan dana Rp50 juta, sementara rusak sedang Rp25 juta dan rusak ringan mendapat Rp10 juta.
Dia mengatakan kementeriannya telah memiliki pengalaman membangun rumah tahan gempa baik di Provinsi Aceh maupun DI Yogyakarta.
Menurut catatan Menpupera, terdapat puluhan ribu rumah yang rusak di Nusa Tenggara Barat.
"Hampir dikatakan semua rumah hancur. Ada sekitar rumah yang rusak 22.721. Rusak ringan 12.278, sedang 723, dan berat 9.220," kata Basuki.
Pembangunan akan memanfaatkan sistem swakelola yaitu masyarakat bekerja sendiri dengan rancangan konstruksi rumah dari kementerian PUPR.
Sisa bahan bangunan yang masih dapat dimanfaatkan akan digunakan untuk tambahan bahan pembangunan.
Sementara itu dalam rapat, Presiden Joko Widodo meminta pencarian korban gempa di Lombok yang masih belum ditemukan menjadi prioritas utama.
Presiden juga meminta tersedianya logistik, tenda, selimut, dan makanan, termasuk makanan bayi, serta pasokan air bersih dan obat-obatan.
Baca juga: Masjid Bayan yang tetap utuh meski diguncang gempa
Baca juga: BNPB: 75 persen permukiman Lombok Utara hancur
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018