"Untuk yang MCK baru 50-an, tapi butuhnya 500-an. Kita akan kirim dari Surabaya dan Jakarta," kata Basuki kepada media usai rapat terbatas mengenai Penanganan Bencana Alam Provinsi Nusa Tenggara Barat di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat sore.
Sebanyak 240 ribu pengungsi menempati 100 tempat pengungsian di Nusa Tenggara Barat, kata Menteri.
Menurut Basuki, sejumlah bantuan yang diperlukan pada masa tanggap darurat berupa tenda untuk istirahat, persediaan air bersih dan sanitasi atau MCK.
Basuki menambahkan di Kabupaten Lombok Utara ada 12 sumur bor yang saat ini dimanfaatkan untuk membantu pengadaan air.
Selain itu, 13 mobil tangki air juga dioperasikan ke daerah pengungsian.
Menpupera mendata 12.278 rumah rusak ringan, 723 rumah rusak skala sedang dan 9.220 rumah rusak berat.
"(Rusak) Berat berarti sudah ambrol semua, kalau ringan mungkin masih berani orang tinggal. Tapi kalau sedang, sudah tidak berani tinggal di rumah. Artinya apa, masa tanggap darurat ini agak lama," ujar Basuki.
Tenda yang dibutuhkan oleh para pengungsi merupakan tenda yang dapat bertahan lama untuk tempat istirahat sementara warga.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana pun telah mengirimkan tenda-tenda tersebut melalui udara.
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memimpin rapat mengenai penanganan bencana alam Nusa Tenggara Barat.
Menurut Presiden, usai tahap tanggap darurat, pemerintah akan ke tahap rehabilitasi atau rekonstruksi untuk memperbaiki bangunan seperti rumah serta fasilitas sosial.
Baca juga: BNPB: 75 persen permukiman Lombok Utara hancur
Baca juga: Kemdikbud beri bantuan Rp226,42 miliar untuk korban gempa
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018