• Beranda
  • Berita
  • Penyakit yang paling banyak sebabkan kematian calon haji

Penyakit yang paling banyak sebabkan kematian calon haji

11 Agustus 2018 16:56 WIB
Penyakit yang paling banyak sebabkan kematian calon haji
Salah satu ruang perawatan intensif di Rumah Sakit Arafah Timur yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi bagi jamaah haji tahun ini. (ANTARA / Libertina W. Ambari)
Mekkah, Arab Saudi (ANTARA News) - Sampai hari ke-25 jamaah Indonesia berada di Arab Saudi, sudah ada 49 orang yang meninggal dunia di Tanah Suci dan 61 persen di antaranya karena penyakit jantung menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka.

"Dalam 10 tahun terakhir penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi pada JCH," kata Eka sebagaimana dikutip Media Center Haji di Mekkah, Sabtu.

Pada tahun 2017, penyebab kematian dari 47 persen dari total jamaah yang meninggal dunia adalah penyakit jantung, dan pada 2016 sebanyak 52 persen jamaah meninggal dunia karena penyakit jantung.

Eka menekankan perlunya pendekatan komprehensif dalam menangani calon haji berpenyakit jantung, perlunya pelibatan ketua regu jamaah calon haji untuk mengingatkan dan memastikan calon haji yang mengalami penyakit itu disiplin istrahat dan minum obat setiap hari serta tidak melakukan aktivitas berat.

Guna mengantisipasi masalah ini, ia menjelaskan, setiap tahun Kementerian Kesehatan selalu menugasi dokter spesialis jantung membantu penanganan jamaah yang sakit di Tanah Suci. Tahun ini ada lima dokter spesialis jantung yang siaga 24 jam di Mekkah.

Dia mengingatkan enam hal yang harus diperhatikan oleh jamaah berpenyakit jantung, yaitu selalu mengonsumsi obat setiap hari, membawa obat ke manapun pergi, menjaga tubuh tidak sampai kelelahan, periksa ke dokter secara reguler, cukup istirahat dan segera menghentikan kegiatan jika sesak nafas.

Spesialis penyakit jantung Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah dr Zakky Kurniawan mengatakan pentingnya penyaringan awal kesehatan calon haji sejak di Tanah Air untuk memastikan jamaah yang berisiko tinggi didampingi.

"Pendampingnya harus bersedia tidak menjalankan ibadah-ibadah sunah karena harus mendampingi jamaah yang sakit, karena mereka harus benar-benar dipantau minum obatnya, makannya dan istirahatnya," kata dia.

Dia mengatakan calon haji dengan risiko tinggi penyakit jantung bisa semakin parah keadaannya saat di Arab Saudi karena iklim yang berbeda dengan di Indonesia. Dan jamaah yang berusia lanjut biasanya lebih sulit beradaptasi dengan iklim di sana.

Masalah lainnya, menurut dia, jamaah kadang malas makan kalau menunya tidak cocok sehingga kekebalannya bisa turun.

"Kalau malas makan, imunitasnya akan turun dan jamaah akan mudah sakit," katanya.

Baca juga:
KKHI: pelayanan kesehatan haji gratis
19 calhaj dirawat di klinik, lima dirujuk ke RS

 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018