• Beranda
  • Berita
  • Penimbun bahan pangan di NTB diancam tindakan tegas

Penimbun bahan pangan di NTB diancam tindakan tegas

11 Agustus 2018 19:08 WIB
Penimbun bahan pangan di NTB diancam tindakan tegas
Seorang pengungsi korban gempa bumi mencuci pakaian mengunakan air dari parit di dekat tempat pengungsian di Desa Santong, Kayangan, Lombok Utara, NTB, Sabtu (11/8/2018). Sejumlah tempat pengungsian korban gempa bumi yang tersebar di berbagai wilayah di NTB membutuhkan perangkat sanitasi untuk mandi, cuci dan kakus. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/wsj/18.
Mataram (ANTARA News) - Kapolda Nusa Tenggara Barat Irjen Pol Achmat Juri akan mengambil tindakan tegas terhadap distributor atau pedagang yang sengaja menimbun logistik maupun menaikkan harga di atas kewajaran.

Hal itu terkait terjadinya kelangkaan dan naiknya harga-harga barang dan kebutuhan logistik lainnya pascagempa bumi 7 Skala Richter yang mengguncang Pulau Lombok pada Minggu (5/8) malam.

"Kalau mereka berani macam-macam akan berhadapan dengan kita, apalagi dengan kondisi seperti ini," kata Irjen Pol Achmat Juri saat penyerahan bantuan kemanusiaan korban gempa Lombok, Polda NTB bersama Alfamart di Mataram, Sabtu.

Polda NTB melalui Satgas Pangan sudah melakukan pengecekan ke sejumlah distributor dan pedagang begitu beredar kabar terjadinya kelangkaan dan naiknya harga sejumlah barang seperti sembako, terpal, tenda, air mineral dalam kemasan, mi instant dan kebutuhan logistik lainnya pascagempa.?

"Hasilnya tetap normal dan masih lancar, karena bantuan juga terus datang dari mana-mana dan dari berbagai pihak. Terpal habis datang lagi dari daerah lain. Kalaupun ada kelangkaan itu hanya isu," katanya.

Meski demikian, untuk mengantisipasi terjadinya penimbunan kebutuhan logistik atau pun kelangkaan barang lainnya, Polda NTB, kata Irjen Pol Achmat Juri, sudah menugaskan Satgas Pangan untuk mengumpulkan dan memberikan imbauan kepada seluruh pelaku usaha di NTB untuk menjaga stabilitas harga dan tidak memainkan harga seenaknya serta tidak melakukan penimbunan.

"Imbauan kita ini sudah kita sampaikan, semenjak bulan puasa dan sebelum Lebaran. Bahkan, imbauan ini masih berlaku sampai sekarang," kata Achmat.

Masyarakat NTB khususnya yang tinggal di Pulau Lombok mengeluhkan adanya kelangkaan, dan naiknya harga-harga barang kebutuhan logistik untuk disalurkan kepada korban gempa pascagempa bumi 7 SR yang melanda daerah itu.

Pemerintah Provinsi NTB sendiri sudah meminta kepada para distributor dan pengecer sembako di kota Mataram agar berempati kepada korban gempa dengan tidak menaikkan harga seenaknya.

"Kita minta tidak memanfaatkan kesempatan untuk menaikkan harga barang-barang yang dibutuhkan," kata Sekda NTB H Rosiady Sayuti.

Ia juga berharap harga-harga kebutuhan pokok yang dibutuhkan pengungsi seperti sembako, tenda, plastik, terpal dan air minum kemasan jangan sampai melambung tinggi.

"Kepada para pengecer agar tak menaikkan harga sembako yang sangat dibutuhkan warga yang kena dampak gempa," ujarnya,.

Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan asosiasi atau distributor sembako yang ada di Kota Mataram dan sekitarnya, supaya tidak ada pedagang yang memanfaatkan kesempatan ini.

Selain itu, Pemprov akan berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polda NTB untuk mengantisipasi naiknya harga sembako. Di samping untuk memastikan ketersediaan pangan di seluruh NTB.

"Kami segera akan berkoordinasi dengan Dansatgas pak Danrem, pak Kapolda untuk antisipasi hal-hal seperti itu," katanya.

Baca juga: Pemulihan psikologi korban gempa Lombok
Baca juga: Hampir tak ada yang tersisa di Sambik Jengkel Timur
Baca juga: Masa tanggap darurat gempa Lombok diperpanjang

 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018