Pengungsi Lombok: kami butuh tenda dan matras

12 Agustus 2018 14:33 WIB
Pengungsi Lombok: kami butuh tenda dan matras
Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto (kiri) berbincang dengan pengungsi di Dusun Wadon, Gunung Sari, Lombok Utara, Minggu (12/8/2018). (erafzon sas)
Wadon, Lombok Utara,  (Antara) - Ratusan pengungsi di Desa Wadon, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Utara tinggal di tenda-tenda biru, seadanya, beralaskan plastik, dalam satu minggu terakhir.

"Kami butuh tenda, terpal dan matras," kata Sahril, salah seorang pengungsi di Dusun Wadon yang tidur di bawah terpal biru bersama keluarganya, Minggu.

Dia tidak sendiri, ratusan tenda beragam warna didirikan di berbagai tempat. Semakin ke utara, ke pusat gempa, semakin banyak tenda didirikan warga.

Mereka masih trauma tinggal di rumah. Sebagian rumah mereka juga hancur. Sebagian masih tegak tetapi tak layak dihuni, sebagian lagi layak huni, tetapi khawatir gempa datang lagi.

Para pengungsi yang tidur di tenda-tenda di Wadon menyatakan kebutuhan sehari-hari masih terpenuhi, seperti makanan, beras, mie instan, peralatan dapur yang diambil dari rumah.

Mereka juga khawatir tempat tinggalnya yang belum bisa didirikan lagi. Mereka berharap gempa reda sehingga kehidupan bisa normal kembali.

Gempa juga merusak Masjid Al Abror, Dusun Wadon, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Utara. Dua menara mungil masjid berwarna biru itu tampak terkulai di atas atap.
Pada banyak bagian masjid tampak retak-retak, kaca-kaca pecah, dinding rubuh, begitu juga dengan tembok dan lengkungan pintu. Masjid agaknya perlu perbaikan menyeluruh.

Sementara tiga kelas SDN 02 Wadon rubuh.  Dua alat berat tampak membersihkan reruntuhan bangunan. Sudah satu minggu ini anak-anak tidak sekolah.
 
Masjid Al Abror tampak retak-retak, kaca pecah-pecah, dua menara mungil terkulai di Dusun Wadon, Gunung Sari, Lombok Utara, Minggu (12/8/2018). (erafzon sas)


       Bantuan BPJS-TK
Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengunjungi lokasi Dusun Wadon dan berbincang-bincang dengan pengungsi. 
Pada kesempatan itu terungkap bahwa kebutuhan mereka sesuai dengan bantuan senilai Rp291 juta yang diserahkan BPJS Ketenagakerjaan kepada Sekda NTB, Rosiady Sayuti.

BPJS-TK menyerahkan bantuan dalam bentuk tenda, terpal, matras, beras, makanan instan, juga peralatan dapur umum. Bantuan kedua untuk korban gempa Lombok itu berasal dari dana CSR badan.

Korban meninggal saat ini sudah mencapai 390 orang. Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo di Jakarta, Sabtu, mengatakan, korban meninggal dunia tersebar di Kabupaten Lombok Utara (334 orang), Kabupaten Lombok Barat (30 orang), Kabupaten Lombok Timur (10 orang), Kota Mataram (sembilan orang), Kabupaten Lombok Tengah (dua orang) dan Kota Denpasar (dua orang).

Korban luka-luka tercatat 13.688 orang. Pengungsi tercatat 387.067 jiwa tersebar di ribuan titik. Ratusan ribu jiwa pengungsi tersebut tersebar di Lombok Utara (198.846 orang), Kota Mataram (20.343 orang), Lombok Barat (91.372 orang) dan Lombok Timur (76.506 orang). 


Baca juga: DPR minta gempa Lombok jadi Bencana Nasional
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan masih data pekerja korban gempa Lombok
Baca juga: 400 hunian sementara untuk korban gempa




 

Pewarta: Erafzon Saptiyulda SAS
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018