Delegasi SMN 2018 dari kedua provinsi itu saling bertemu pada Penerimaan SMN Provinsi Kalbar dan Pelepasan SMN Provinsi Jateng yang berlangsung di Hotel Allstay Semarang, Minggu malam.
Program SMN merupakan kegiatan pertukaran pelajar di Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan difasilitasi seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 provinsi.
Pada tahun ini, PT KAI ditunjuk sebagai koordinator kegiatan SMN di Jateng bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, dan Perum Perhutani.
Dari Jateng, sejumlah siswa menampilkan tari tradisional Semarangan, seperti Tari Warak Dugder, modifikasi dari Tari Gambang Semarang, serta tembang dolanan anak, seperti Gundul Pacul dan Cublak Suweng.
Fika Meyla Amanda (16), salah satu penampil Tari Warak Dugder menjelaskan tari pesisir sebenarnya memiliki kesamaan, yakni gerakannya yang enerjik, tetapi di setiap daerah memiliki kekhasan tersendiri.
"Kebetulan, dari Sekolah Dasar (SD) sudah menari, sering ikut lomba-lomba. Kemarin, baru saja ikut festival tari Jateng di Jepara," kata siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kendal itu.
Dengan waktu latihan yang hanya tiga hari, tak membuat gadis kelahiran Kendal, 9 Mei 2002 itu, kesulitan tampil karena hobi menari yang dimilikinya sejak kecil dan masih digelutinya hingga sekarang.
Giliran dari Kalbar, Adinda Yunivah (17), siswi dari Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Pontianak membacakan puisi yang berjudul "Surga Hampir Cemburu Pada Negeriku".
Tak lupa, di awal penampilannya, gadis kelahiran Simpang Gambus, Sumatera Utara, 14 Juni 2001 itu, menyapa dengan salam khas Kalbar kepada para siswa Jateng dan pejabat BUMN yang hadir.
“Adil ka` talino bacuramin ka` saroga basengat ka` jubata. Ini salam khas Kalbar. Artinya, bersikap adil kepada sesama manusia, bercermin ke surga yang memberi kehidupan," kata gadis ramah itu bersemangat.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng Urip Sihabudin mewakili Gubernur Jateng menyampaikan apresiasinya terhadap program SMN yang diinisasi Kementerian BUMN itu.
"Jateng ini punya segala-galanya, butuh orang yang menjadi duta atau corong untuk mempromosikan, mengenalkan berbagai potensi yang ada. Ya, salah satunya melalui program SMN ini," katanya.
Diawali dengan mengenali daerahnya sendiri, budayanya sendiri, lanjut dia, para delegasi Jateng itu memiliki tugas untuk mengenalkan budaya yang dimiliki kepada masyarakat di daerah yang dikunjunginya.
"Mereka juga perlu mengenal daerah lain karena Indonesia merupakan sebuah negara nusantara yang besar. Penting untuk menjaga kebhinekaan. Mereka ini kan nanti akan dikirim ke Kalbar," katanya.
Dari duta-duta daerah yang dihasilkan dari program SMN itu, Urip berharap, mereka terus dibimbing, dibina, dan makin diperbanyak agar makin banyak generasi muda yang bangga dengan budayanya.
Rencananya, para peserta SMN 2018 dari Jateng akan diberangkatkan ke Kalbar pada Senin (13/8), sedangkan peserta dari Kalbar akan menjalani serangkaian kegiatan di Jateng hingga Selasa (21/8).
Baca juga: Pewarta Antara berikan pelatihan menulis bagi peserta SMN
Baca juga: Peserta Siswa Mengenal Nusantara NTT galang dana peduli NTB
Baca juga: Siswa Mengenal Nusantara diharap menumbuhkan toleransi
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018