• Beranda
  • Berita
  • Pengungsi di Lombok Barat butuh terpal dan air bersih

Pengungsi di Lombok Barat butuh terpal dan air bersih

12 Agustus 2018 23:59 WIB
Pengungsi di Lombok Barat butuh terpal dan air bersih
Seorang ibu pengungsi korban gempa bumi melipat pakaian bekas di tempat pengungsian di Desa Santong, Kayangan, Lombok Utara, NTB, Sabtu (11/8/2018). Pakaian bekas tersebut merupakan sumbangan dari masyarakat. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Kalau makanan atau logistik ini sudah banyak. Tapi yang kurang ini terpal untuk membuat tenda dan air untuk kebutuhan sehari-hari

Lombok Barat (ANTARA News) - Para pengungsi yang kini tinggal di tenda-tenda pengungsian di Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat membutuhkan terpal dan air bersih.

Kasi Trantib Kecamatan Batulayar, Herman Rogo, Minggu, mengakui kebutuhan paling mendesak warga yang tinggal di posko-posko pengungsian yakni terpal dan air bersih.

"Kalau makanan atau logistik ini sudah banyak. Tapi yang kurang ini terpal untuk membuat tenda dan air untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.

Herman menyebutkan, dari 9 desa di Kecamatan Batu Layar, yang terdampak bencana gempa bumi 7 Skala Richter yang terjadi pada Minggu (5/8) malam, ada empat desa yang paling parah mengalami kerusakan, seperti Desa Senggigi, Senteluk, Batu Layar Induk dan Batu Layar Barat. Sementara, jumlah warga yang terdampak dan kini harus tinggal di tenda-tenda pengungsian 8 ribu orang lebih.

"Rata semua bangunan hampir 60 persen rusak parah. Kalau Senggigi 75 persen rusak, meski di luar kokoh tapi kalau di dalam hancur," ungkap Herman Rogo.

Diakuinya, pihak Kabupaten Lombok Barat sebetulnya sudah berusaha agar para pengungsi bisa ditempatkan di satu posko induk di kantor kepala desa. Hanya saja, warga tidak mau. Karena, khawatir ada gempa dan menjaga barang-barang.

"Bantuan sudah di droping baik dari pemerintah daerah, dan masyarakat lain seperti pihak swasta, dan lembaga donor lainnya tapi itu pun masih sangat kurang," jelasnya.

Menurut Herman, ketiadaan terpal dan air bersih membuat masyarakat yang tinggal di posko-posko pengungsian mengeluh. Sebab, tidak adanya atau minimnya terpal mereka akhirnya tidak bisa tidur. Karena, pada malam hari cuacanya begitu dingin.

Baca juga: BNPB: abaikan hoaks soal gempa susulan 7,5 SR di Lombok
Baca juga: Distribusi bantuan korban gempa terkendala kurangnya kendaraan


"Makanya kalau ada tambahan terpal kita minta segera agar bisa di droping ke Lombok Utara," tandasnya.

Karena itu, pihaknya berharap apa yang menjadi kebutuhan masyarakat harus segera didistribusikan. Sehingga masyarakat yang menjadi korban ikut merasakan pascagempa bumi 7 SR," katanya.

Sementara, salah satu pengungsi Ahmad mengakui minimnya terpal dan air bersih untuk korban gempa bumi di Lombok yang kini harus tinggal di tenda-tenda pengungsian di wilayah tersebut. Karena, untuk air sudah sulit untuk di dapat, belum di tambah luas wilayah yang terkena dampak.

"Kita bilang terpal kurang ya, karena satu tenda di isi belasan orang. Tapi kalau ada bantuan tenda kita bisa buat lagi, sehingga pengungsi tidak menumpuk," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018