Tsitsipas, yang tampil di final turnamen Masters 1000 pada ulang tahun ke-20nya setelah empat kemenangan beruntun atas para petenis peringkat sepuluh besar di Toronto, mengerahkan semua upaya namun kemampuannya masih jauh untuk dapat mengalahkan petenis peringkat satu dunia itu.
"Jika Anda mengatakan hal ini kepada saya dua pekan silam, saya tidak akan mempercayainya," kata Nadal saat diwawancarai di lapangan. "Ini adalah cara yang hebat untuk memulai musim lapangan keras. Kemenangan di Toronto begitu penting. Anda tidak dapat terlalu sering menjuarai Masters 1000. Ini merupakan kemenangan yang sangat penting bagi saya dan saya sangat bahagia."
Tsitsipas tampil baik untuk mematahkan serve lawan pada kedudukan love di gim pertama, namun Nadal mengambil alih kendali permainan ketika ia berbalik mematahkan serve lawannya pada dua peluang berikutnya, sebelum mengunci set pembukaan dalam waktu 34 menit ketika petenis peringkat 27 dunia itu melepaskan pukulan forehand yang mengenai net.
Set kedua terlihat akan berlangsung dengan cara serupa sampai Tsitsipas memberikan gebrakan yang sempat menggeser momentum untuk menguntungkan dirinya.
Nadal, yang melakukan serve untuk menutup pertandingan pada kedudukan 5-4 dan hanya kehilangan tiga poin saat serve pada keseluruhan pertandingan sampai poin itu, kemudian terlihat mengendurkan permainan ketika Tsitsipas mematahkan servenya dan kemudian menahan serve untuk menyamakan kedudukan.
"Saya gugup, saya memainkan gim yang buruk," kata Nadal setelah memenangi gelar lapangan keras Masters pertamanya sejak Cincinnati pada 2013. "Namun inilah yang terjadi. Anda terus melaju. Itu adalah bagian dari olahraga."
"Semua orang sempat menegang pada beberapa waktu. Hari ini bagi saya merupakan pertandingan yang penting dan saya hanya melakukan sedikit kesalahan, namun kabar baiknya adalah saya tanpa diragukan lagi memainkan permainan terbaik saya."
Nadal, yang mengabaikan kibaran bendera-bendera dari para penggemar Yunani, memaksakan tiebreak di mana ia bangkit dari "mini break" dan mengamankan kemenangan dengan pukulan forehand menyilang untuk meraih gelar Masters ke-33nya.
Kemenangan ini membuat petenis Spanyol 32 tahun itu, yang juga memenangi Piala Rogers pada 2005, 2008, dan 2013, menjadi petenis keempat di era profesional yang telah memenangi 80 gelar, bergabung dengan deretan legenda tenis yakni Jimmy Connors (109), Roger Federer (98), dan Ivan Lendl (94).
Baca juga: Piala Rogers, Nadal taklukkan Paire untuk ke putaran ketiga
Pewarta: -
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018